Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood (Bagian 2)

Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood

Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Hukum Kekekalan Momentum

Hukum kekekalan momentum adalah turunan dari hukum aksi reaksi. Ketika sebuah benda besar meledak menjadi benda kecil, maka kecepatan benda kecil akan lebih besar. Dalam sebuah ledakan misalnya, bagian-bagian kecil yang terpecah dari benda yang meledak akan terlontar ke berbagai arah dan memberikan dampak besar bagi benda yang dihantamnya. 

Prinsip ini digunakan dalam berbagai jenis senjata ledak seperti granat, bom, dan ranjau. Di dunia nyata, ketika kita berada tidak jauh dari lokasi ledakan granat, kita akan terluka parah akibat pecahan-pecahan granat yang terlontar ke berbagai arah. Tetapi di film, tidak akan terjadi apa-apa. 

Ledakan granat di samping seorang tentara di film hanya membuat sang tentara memanggil temannya untuk maju. Begitu juga, seringkali kita melihat seorang jagoan berjalan membelakangi rumah yang ia ledakkan, dengan santai dan cool! Di dunia nyata, sang jagoan akan tersungkur tewas karena benda-benda yang terlontar dari ledakan, atau tertimpa benda hasil ledakan yang jatuh dari udara.

Arus Listrik

Dalam film, metode pembunuhan dengan menyetrum korban dengan listrik yang mengalir di bak mandi merupakan hal yang umum. Walau begitu, dalam realitas, hal ini sulit terjadi. 

Pernah melihat tukang las menggunakan mesin las busur? Tukang las dapat memegang logam yang dilasnya, padahal ada arus listrik besar mengalir dari mesin las. Karena logam tersebut konduktor, seharusnya tukang las tersengat dan mati. Tetapi tidak, arus listrik tidak mengalir serampangan. Ia langsung turun ke bumi sebagai medan netral terbesar. 

Sejauh tukang las menghubungkan logam tersebut dengan tanah, maka arus listrik besar yang datang dari las akan langsung mengalir ke tanah. Hal ini disebut pentanahan (grounding) oleh teknisi listrik. 

Pada rumah-rumah tipe lama, dengan bak mandi, umumnya terdapat saluran logam (pipa tembaga) langsung dari bak mandi ke tanah. Saluran ini dapat berfungsi sebagai pentanahan jika ada aliran listrik mengalir ke air di bak mandi. 

Kemungkinan mati memang tetap ada, jika manusia yang menjadi saluran pentanahannya. Petir yang menyambar orang, misalnya. Dalam kasus ini, orang tersebut menjadi saluran pentanahan bagi petir tegangan tinggi. Arus listrik dalam perjalanannya melewati jantung dan membuat serangan jantung, sebelum masuk ke tanah. 

Begitu juga saat tubuh basah lalu menggunakan alat listrik (misalnya pengering rambut), sebuah kebocoran arus listrik sangat berbahaya bagi orang tersebut. Pada rumah-rumah tipe baru, bak mandi tidak memiliki saluran logam (biasanya diganti pipa PVC). Namun biasanya dalam bak mandi modern terdapat sebuah sekering pengaman. Ketika arus listrik mengalir, sekering akan jatuh dan memutuskan arus listrik.

Reaksi Pembakaran

Reaksi pembakaran terjadi akibat adanya oksigen. Tanpa oksigen, tidak ada pembakaran, seperti halnya lilin yang tidak menyala ketika ditutup gelas. Bensin sebagai bahan bakar mobil hadir dalam bentuk cair. Dan dalam bentuk cair, bensin lebih sulit terbakar dari bentuk gas. Hal ini karena oksigen adalah gas. 

Ketika bensin disundut rokok, ia tidak akan menyala. Bensin cair justru memadamkan rokok tersebut. Bensin hanya dapat menyala ketika disundut dengan api seperti korek api. Tetapi di film action (contohnya Die Hard II), seorang aktor cukup melemparkan rokoknya ke genangan bensin, dan api muncul. 

Begitu pula pada adegan tabrakan atau tembakan di tangki bahan bakar. Di film, mobil akan meledak gara-gara ditembak di tangki pembakaran, atau cukup terbalik ketika tabrakan. Ini tidak terjadi di dunia nyata, kecuali bahan bakar mobil tersebut adalah gas. Hal ini karena gas oksigen lebih mudah tercampur dengan gas bensin daripada cairan bensin. Padahal kendaraan menggunakan bensin cair untuk berjalan.

Peluru dari pistol tidak meledakkan mobil

Dalam film seperti Jaws, Casino Royale, dan Matrix Reloaded, ada saat dimana seorang pemain menembakkan senjatanya ke tangki mobil, dan mobil meledak dengan dramatis. Dengan prinsip yang sama seperti di atas, hal ini tidak akan terjadi di dunia nyata. 

Memang benar jika yang ditembak adalah tangki berisi uap bensin, gas propana, hidrogen, atau oksigen. Tetapi diperlukan mekanisme yang lebih rumit. Harus ada satu lubang kecil di tangki, kemudian ada api, dan ada gas di dalam tangki yang menguap hingga titik tekanan berlebih. 

Semua itu tidak dapat dicapai oleh peluru, karena peluru akan menembus sisi lain dari tangki, dan menciptakan dua lubang. Akibatnya, gas bocor lewat dua lubang, dan segera lepas dari tangki sebelum mencapai titik tekanan berlebih (dengan asumsi ada api di sekitar tangki). 

Pada saat ditembak atau tabrakan, masih belum cukup udara dan bensin dalam bentuk gas di ruang bakar untuk menyebabkan ledakan. Hal ini penting, karena insinyur otomotif atau perancang tangki gas tidak ingin rancangannya tiba-tiba meledak ketika tabrakan atau ketika tangki bensin terbuka.

Peluruhan Radioaktif

Pada saat peluruhan radioaktif, reaksi yang terjadi tidak memancarkan cahaya tampak. Foton yang terpancarkan dari reaksi adalah foton energi tinggi yang berarti lebih pendek dari panjang gelombang cahaya tampak. Itu mengapa radioaktif berbahaya, fotonnya berenergi tinggi dan mampu merusak jaringan tubuh (belum lagi partikel lain yang dipancarkannya). 

Dalam film yang melibatkan radioaktif, seringkali kita lihat bahan radioaktif berpendar dalam cahaya lampu biasa. Kita bisa berkunjung ke museum geologi Bandung. Di museum ini terdapat koleksi batuan radioaktif, mereka tidak berpendar. Batuan ini terlihat berpendar hanya jika disinari cahaya ultraviolet.

Teknik Senjata

Dalam film (misalnya Die Hard), sering ada adegan dimana seorang tokoh menodongkan senjata api ke kepala musuhnya. Untuk menegaskan kalau dia serius, sang tokoh mengokang pistol hingga berbunyi “klik”. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kalau senjata api tersebut telah dibuka kuncinya dan siap menembak. 

Di dunia nyata, kokang pistol (bagian ibu jari) tidak lagi digunakan. Yang ada adalah kunci penembak di jari telunjuk. Pistol dengan kokang sudah tidak lagi digunakan 150 tahun lalu, dan tampaknya film-film modern masih ketinggalan teknologi. 

Jika pistol modern tetap menggunakan kokang seperti di film, maka setiap kali akan menembak, si penembak harus mengokang pistolnya (seperti senapan angin). Anehnya, ini tidak terjadi di film. Karena, setelah dikokang, pistol dapat ditembak berkali-kali. 

Lebih konyol lagi saat film menunjukkan penggunaan shotgun. Dengan cara yang sama, pengguna dalam film mengokang shotgun (gerak maju mundur) untuk menegaskan maksudnya. 

Hal ini, di dunia nyata, adalah tindakan yang salah karena kokang tersebut berfungsi sebagai tempat pembuangan selongsong peluru bekas tembak. Ketika akan ditembakkan namun kokang shotgun digerakkan, peluru akan jatuh, dan aksi menembak gagal (kecuali dimasuki peluru baru).

Peredam

Dalam film Die Hard 2 dan James Bond, terlihat seorang penembak menggunakan peredam dan tembakannya jadi tidak terdengar. Di dunia nyata, hal semacam ini tidak ada. Suara yang dihasilkan senjata api sangat nyaring, sama nyaringnya dengan suara mesin jet. 

Tidak ada cara meredam suara senyaring itu hingga sekarang. Peredam hanya menurunkan suara senjata api dari 140-160 desibel menjadi 120-130 desibel, setara dengan suara pukulan palu. Ini masih cukup nyaring. Peredam ditujukan untuk pertempuran di medan nyaring seperti di daerah ribut, bukan di daerah sepi.

Baca lanjutannya: Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood (Bagian 3)