Film-film modern (khususnya produksi Hollywood) menerapkan berbagai efek khusus. Kadang ahli efek khusus tidak memahami betul bagaimana hukum fisika dari sesuatu yang ingin diberinya efek.
Kadang pula, mereka menerima begitu saja tradisi efek khusus, mengira hal tersebut memang benar di dunia nyata. Kemungkinan yang lain, para pembuat mungkin tahu, tetapi tetap memilih demikian agar terlihat lebih keren.
Berikut fakta ilmiah yang seharusnya berlaku namun tidak di film-film dengan efek khusus:
Gerak Jatuh Bebas
Ketika orang berdiri di udara dan jatuh, ketika sadar ia tidak menginjak tanah, ia melanggar hukum gravitasi. Tetapi dalam film-film seperti Speed dan film-film aksi yang menunjukkan pelompatan jembatan, pelanggaran hukum gravitasi tetap ada. Ini mengapa para pesulap tidak ingin menunjukkan aksi melompati potongan jembatan yang putus.
Di dunia nyata, mobil seberapa cepat pun tidak akan dapat melewati jembatan putus. Fakta ini ada dalam hukum gerak dasar yang kita pelajari di sekolah. Hanya gerak parabola yang mungkin melewati sebuah jembatan putus. Ambil contoh, ketika seorang pelompat jauh ingin melakukan aksinya.
Walau begitu, mobil tidak mungkin seperti roket atau meriam yang harus mengambil sudut tertentu ke atas sebelum melompat. Mobil hanya bergerak lurus ke depan, dan secepat apa pun gravitasi akan segera menariknya ke bawah, dan gagal menyeberangi jembatan putus.
Pada saat gempa tahun 1989 di San Francisco, seorang pengendara melihat celah di jembatan dan mencoba secepat mungkin agar dapat melewatinya, mungkin karena terinspirasi adegan di film. Sayangnya, karena hukum fisika di dunia nyata berbeda, mobil tersebut jatuh.
Hukum Gaya Gesek
Hukum gesekan mengatakan, semakin rendah gesekan, maka semakin sedikit gaya yang terbuang. Para insinyur berjuang untuk memberikan gaya gesek pada benda bergerak seminimal mungkin. Mobil balap misalnya, memiliki ban yang gaya geseknya sangat rendah sehingga mampu meluncur dengan cepat.
Hal yang sama berlaku pada peluru di pistol. Agar peluru dapat bergerak sangat cepat, gesekan harus dikurangi seminimal mungkin. Kemunculan api dari moncong senjata api menunjukkan kalau banyak gesekan yang terjadi antara peluru dengan wadahnya. Hal ini berarti senjata tersebut efisiensinya buruk.
Tetapi di film, untuk menunjukkan kalau senjata api ditembakkan, pembuat film terpaksa harus melanggar hukum fisika. Kadang dalam film, sebuah pistol atau senjata mesin menunjukkan api yang besar dari moncongnya.
Akibatnya, peluru yang luput dari sasaran tidak menimbulkan percikan.
Api dari moncong peluru merupakan gesekan antara peluru dengan moncong senjata api. Jika gesekan ini besar, moncong akan cepat aus dan rusak. Para insinyur senjata api memilih memakai peluru dengan pelapis timbal untuk menghilangkan efek ini. Timbal lebih lembut namun padat, sehingga tidak menggores moncong senjata api.
Selain mempercepat peluru, tidak adanya api letupan dari moncong senjata api membantu menghilangkan petunjuk sumber tembakan, dan membuat musuh kebingungan. Dan ini juga berakibat pada posisi akhir peluru. Ketika menghantam dinding atau sedikit meleset dari sasaran, tidak akan muncul percikan api.
Tetapi di film, ketika peluru luput dari target (dan targetnya umumnya manusia), akan muncul percikan. Percikan hanya muncul ketika peluru yang digunakan adalah baja atau logam keras lainnya, yang mengenai permukaan keras seperti batu.
Hal ini karena pecahan kecil bahan yang ditabrak terpanaskan, terbakar, dan terlontar, sama halnya dengan gesekan peluru dan moncong senjata tadi. Dengan peluru modern, hal ini tidak dapat terjadi, dan sepertinya Hollywood mengabaikan masalah ini demi kerennya film action mereka.
Perambatan Gelombang Suara
Setiap gelombang untuk merambat memerlukan medium, kecuali gelombang elektromagnet. Tanpa medium, gelombang tidak dapat merambat. Gelombang suara memerlukan medium udara untuk dapat merambat. Di ruang angkasa, tidak ada udara. Jadi, tidak ada suara. Agar dapat berkomunikasi, astronot menggunakan gelombang radio yang terdapat di helm mereka.
Banyak film ruang angkasa melanggar hukum ini. Star wars, Serenity, atau Starship Troopers misalnya. Tentu saja, film tersebut akan bisu bila memaksakan hukum fisika ini dalam aksi perang luar angkasanya. Tetapi memang seperti itulah.
Menariknya, tidak semua film seperti itu. Film Alien misalnya, dengan tepat menyatakan, “In space, nobody can hear your scream.” Untuk empirisnya, coba lihat rekaman-rekaman berita tentang luar angkasa, seperti pendaratan manusia di Bulan.
Kecepatan Rambat Gelombang dan Nada
Nada yang kita dengar tergantung pada panjang dan amplitudo gelombang suara yang kita dengar. Keduanya tergantung pada kecepatan gerak gelombang. Getaran yang lambat nadanya akan berbeda dengan getaran yang cepat. Tapi dalam film dengan adegan gerak lambat, seringkali kita dengar nada suara yang muncul tidak berubah.
Kenyataannya, bila kita memperlambat gerakan dua kali, frekuensi semua suara akan jatuh satu oktaf. Suara perempuan akan terlihat seperti suara laki-laki. Nada C tengah misalnya, merupakan manifestasi osilasi gelombang suara dengan frekuensi 256 getaran per detik. Bila waktu melambat, getaran per detik akan berkurang, dan nada yang terdengar jadi lebih rendah.
Perbedaan Kecepatan Gelombang
Kita memperoleh fakta ini hampir setiap kali hujan lebat terjadi. Kilat selalu muncul lebih dahulu daripada petir. Walaupun di tempat awal kilat dan petir terjadi beriringan, tapi cahaya (kilat) lebih cepat daripada suara (petir). Akibatnya, petir datang belakangan, dan ini digunakan oleh para meteorolog untuk mengukur tingginya tempat terjadinya kilat.
Tetapi, hal ini tidak berlaku dalam banyak film Hollywood. Dalam film tentang pesawat tempur, wujud pesawat terlihat beriringan dengan suaranya. Begitu juga, gambar ledakan di suatu tempat yang jauh terlihat bersamaan dengan suara ledakannya. Letusan gunung berapi terdengar bersamaan dengan keluarnya api dari gunung.
Hukum Aksi Reaksi
Hukum aksi reaksi juga disebut Hukum Newton III. Ia mengatakan, kapan pun ada aksi di satu arah, maka ada reaksi pada arah berlawanan. Jika sebuah senapan menembakkan peluru ke depan, maka pemegang senapan akan tertarik ke belakang. Begitu juga, ketika kita melompat ke depan di sebuah sampan yang diam, sampan akan terdorong ke belakang.
Contoh lain yang lebih umum adalah mobil yang direm mendadak. Orang akan terdorong ke depan, padahal mobil telah berhenti. Dalam film yang bagus, seperti Men in Black, seorang tokoh terlempar ke belakang ketika menembakkan senjata api dengan energi sangat tinggi.
Sayangnya, kebanyakan film tidak seperti itu. Dalam film Star Trek dan Star Wars, pesawat antariksa (Enterprise atau Millenium Falcon) berhenti mendadak setelah kecepatan luar biasa tinggi. Tapi, orang dan benda di dalam pesawat tidak terlempar menghantam kaca depan dan berderai.
Begitu juga, ketika seorang tokoh menembakkan shotgun, ia tidak terdorong ke belakang. Dan pada hampir semua film action bela diri, seorang ahli bela diri yang menendang lawannya hingga terlempar jauh, tidak terdorong ke belakang dan terluka. Hal-hal ini semuanya melawan hukum kekekalan momentum.
Baca lanjutannya: Fakta-fakta Ilmiah yang Dilanggar Film-film Hollywood (Bagian 2)