Setiap Anak Terlahir Jenius, tapi Keluarga Kadang Merusaknya


Sebenarnya, semua anak yang dilahirkan di dunia telah memiliki kejeniusan. Namun terdapat beberapa hal dalam keluarga yang dapat merusak kejeniusan anak tersebut. Seperti kalimat Buckminster Fuller, “setiap anak sudah terlahir jenius, tetapi kita memupuskan kejeniusan mereka dalam enam bulan pertama.” 

Berikut empat hal yang harus menjadi perhatian kita, terkait kejeniusan anak. 

Karakter Keluarga yang Buruk 

Kondisi keluarga paling berpengaruh, mengingat keluarga kunci utama pembentukan sifat dan kepribadian anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama anak-anak sebelum ke pendidikan formal. Jika di dalam keluarga, anak sering dibentak atau dihardik, anak akan mengalami kekhawatiran dan ketakutan. 

Selain itu, kakak yang suka mengintimidasi adiknya juga akan berpengaruh terhadap perkembangan otak dan kejeniusan anak. Rasa takut, khawatir atau minder akan menciptakan lingkungan dimana anak merasa tidak bisa bereksplorasi atau melakukan hal-hal dengan bebas sesuai dengan pola pikirnya, serta menemukan berbagai ide seperti yang dilakukan anak-anak jenius. 

Hal ini terjadi karena anak selalu merasa takut salah atau takut dimarahi jika melakukan sesuatu. Keadaan ini membuat anak merasa gelisah yang secara perlahan menghilangkan sifat jenaka dan kreatif mereka. 

Keluarga Serba Kekurangan dan Orang Tua Tak Berpendidikan 

Tentu saja banyak anak yang cerdas walaupun keadaan ekonomi keluarga tidak memadai. Namun, lebih banyak lagi yang tidak seberuntung itu. Jika seorang ibu hamil berada dalam keluarga yang tidak berkecukupan, maka akan berdampak pada perawatan kehamilan yang buruk dan kekurangan asupan gizi yang baik untuk mendukung tumbuh kembang otak anak di awal kehidupan mereka. 

Hal ini menyebabkan potensi anak untuk mengembangkan kejeniusannya jadi terbatas. Selain itu, orang tua yang tidak mempunyai pendidikan dan wawasan yang luas juga menyebabkan anak-anak di dalam keluarga tidak mendapatkan rangsangan intelektualitas dan lingkungan pembelajaran yang baik demi menunjang kejeniusan anak.  

Gaya Hidup Instan 

Keluarga yang memiliki ekonomi mapan serta orang tua yang super sibuk juga dapat menyebabkan anak kehilangan kejeniusannya. Kesibukan orang tua menyebabkan anak-anak jadi kurang perhatian, sehingga para orang tua melakukan segalanya dengan jalan pintas termasuk dalam hal pembelajaran si anak. 

Jalan pintas seperti mengikutkan anak dengan banyak kegiatan seperti bimbel, les balet, les piano, matematika, dan lain sebagainya, pada usia dini menyebabkan anak mempelajari atau melakukan hal-hal yang belum siap bagi mereka. 

Hal ini mungkin membuat anak-anak memiliki prestasi tinggi. Tetapi, di sisi lain, rasa ingin tahu mereka, kreativitas dan kegembiraan mereka telah dihancurkan karena mereka kehilangan waktu untuk bermain dan melakukan ide-ide spontan. 

Ideologi Kaku 

Ada beberapa keluarga yang membesarkan anak-anak dalam lingkungan yang penuh kebencian dan ketakutan dengan sesuatu hal yang berbeda. Anak-anak diajarkan untuk tidak menerima perbedaan dalam hal berpikir. 

Jika berbeda pemikiran, mereka akan dibenci atau dijauhi. Hal ini akan merusak kejeniusan anak, karena pada prinsipnya anak-anak yang jenius akan mempunyai pola pikir yang berbeda.