Sebagian orang Indonesia adalah penggemar teh. Minuman ini bisa dikonsumsi setiap waktu, dari pagi hingga malam, saat santai atau formal. Teh juga jadi pilihan minuman setelah makan di warung makan atau restoran.
Teh sebenarnya memiliki manfaat bagi kesehatan. Sejumlah penelitian mengemukakan bahwa kandungan antioksidan dan polifenol di dalam teh dapat mengurangi risiko berbagai macam penyakit. Mulai dari tekanan darah tinggi, penyakit hati (liver), serangan jantung, stroke, diabetes, hingga kanker.
Namun, jika dikonsumsi sehabis makan, ada dampak buruk yang ditimbulkan. Teh mengandung tanin dan polifenol (senyawa fenolik) yang dapat mengganggu penyerapan zat besi. Akibatnya, jika sering mengonsumsi teh, maka bisa meningkatkan risiko kekurangan zat besi dalam tubuh Anda.
Semakin kuat cita rasa tehnya, maka semakin besar efek teh untuk mengikat zat besi di dalam usus. Salah satu contohnya adalah teh hitam.
Teh hitam adalah jenis teh yang telah melewati serangkaian proses oksidasi lebih banyak, sehingga menyebabkan warnanya lebih gelap dan memiliki cita rasa yang lebih kuat. Jenis teh ini juga tinggi kandungan polifenolnya.
Selain teh hitam, teh herbal, serta jenis minuman lainnya, seperti kakao (bubuk cokelat), espresso, dan kopi juga tidak baik dikonsumsi saat makan.
Mengonsumsi berbagai jenis minuman tersebut saat makan dapat mengikat zat besi sebelum sempat diserap oleh tubuh. Akibatnya, nutrisi yang Anda dapatkan dari makanan yang Anda makan pun jadi sia-sia. Kondisi ini berlaku pada pria maupun wanita.
Akan tetapi, tidak semua orang akan langsung mengalami kekurangan zat besi akibat minum teh saat makan. Terlebih jika Anda adalah penikmat daging merah, ikan, dan daging unggas. Pasalnya, ketiga jenis protein hewani tersebut dapat membantu mengatasi hambatan penyerapan zat besi.
Kendati demikian, risiko tersebut tetap ada, terutama bagi orang-orang yang memiliki riwayat kekurangan zat besi. Tak hanya itu, perempuan yang sedang menstruasi, kelompok vegan dan vegetarian, juga disarankan untuk tidak melanjutkan kebiasaan makan sambil minum teh.
Zat besi merupakan salah satu jenis mineral penting yang memiliki peran mengangkut oksigen dalam darah. Jika tubuh kekurangan zat besi maka dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan kekebalan tubuh.
Wanita lebih banyak membutuhkan zat besi dibandingkan pria. Jika pria membutuhkan sekitar 8 miligram zat besi per hari, wanita membutuhkan sekitar 18 miligram per hari. Wanita butuh lebih banyak zat besi lantaran kaum hawa berisiko kehilangan zat besi saat menstruasi.
Alasan berikutnya Anda tidak dianjurkan minum teh saat makan adalah dapat berisiko mengurangi ketersediaan katekin dalam tubuh. Katekin adalah senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan, termasuk teh, yang berperan penting dalam berbagai fungsi fisiologis tubuh.
Jadi, kapan sebaiknya minum teh? Apabila Anda ingin minum teh setelah makan, sebaiknya beri jeda kira-kira hingga satu jam. Ini juga berlaku bagi Anda yang memiliki riwayat kekurangan zat besi.
Selain itu, jika Anda tidak mengonsumsi daging merah dan sedang menjalani diet vegetarian, maka waktu terbaik untuk minum teh adalah terpisah alias tidak saat makan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Apabila ingin minum teh setelah makan, Anda bisa memilih mengonsumsi teh hijau atau teh jahe. Pasalnya, kedua jenis teh tersebut diyakini dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan tidak berdampak pada penyerapan zat besi layaknya teh hitam.
Bagi Anda yang tidak memiliki riwayat kekurangan zat besi dan ingin minum teh setelah makan, sebaiknya seimbangkan asupan makanan kaya zat besi dan vitamin C, guna membantu penyerapan zat besi dalam tubuh menjadi maksimal.
Sementara, bagi Anda yang memiliki riwayat kekurangan zat besi atau kondisi kesehatan lainnya, agar dapat membatasi minum teh saat makan.
Akan tetapi, pastikan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui boleh tidaknya Anda minum teh setelah makan, agar tidak terjadi risiko komplikasi kondisi kesehatan lainnya.