
Seseorang mungkin dengan kasar memukul tembok di sekelilingnya ketika dia marah. Tetapi ketika hanya ada jendela dari lantai ke langit-langit di depannya, dia cenderung tidak melakukan apa-apa.
Seseorang yang suka melempar barang dengan tangannya ketika marah, ketika dia memegang vas antik yang mahal di tangannya cenderung tidak melakukan apa-apa.
Seseorang yang suka menendang sesuatu di depannya saat dia marah, jika dia berada di depan Porsche orang lain mungkin tidak melakukan apa-apa.
Sudah pernahkah kamu menemukan pola dari hal-hal ini?
Ketika seseorang marah, seringkali dia tidak akan memilih untuk melampiaskannya dengan menyakiti dirinya sendiri. Perilaku manusia yang menarik ini juga menunjukkan kebenaran: Mungkin kamu hanya akan marah pada orang yang menurutmu tidak lebih kuat dari kamu, atau tidak mampu menyakitimu.
Ini berarti bahwa orang sering melampiaskan emosi buruknya kepada orang yang mereka anggap paling dekat dan tidak akan menyakiti mereka, dan ketika menghadapi seseorang yang lebih kuat mungkin akan sering menurunkan amarah.
Misalnya, kamu menjadi tidak sabar dengan ibumu yang peduli padamu, dan mentolerir atau bahkan tersenyum pada atasan/pemimpin kamu yang mengkritikmu.
Dalam hal ini, sebaiknya kita ingat, jangan selalu menampakkan temperamen buruk kepada orang yang paling mencintaimu.