10 Hewan Parasit Paling Berbahaya, yang Perlu Diwaspadai

10 Hewan Parasit Paling Berbahaya, yang Perlu Diwaspadai

Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas inang yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit manusia. 

Parasitoid adalah parasit yang menggunakan jaringan organisme lainnya untuk kebutuhan nutrisi mereka, sampai inang yang ditumpangi meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid juga diketahui sebagai necrotroph.

Berikut ini sepuluh hewan parasit yang dianggap paling berbahaya, dan harus diwaspadai.

10. Bedbugs

Bedbugs merupakan kutu kecil yang biasa hidup di dalam atau sekitar kasur. Umumnya mereka mencari makan di malam hari. Karena ukurannya yang kecil, bedbugs bisa ngumpet di kasur, di sela-sela kasur, di bawah bantal, karpet, retakan-retakan dinding, dan lain-lain.

Gigitannya kadang disangka gigitan nyamuk, karena iritasi dan bentuk kemerahan yang muncul. Selain sulit dideteksi keberadaannya (karena ukurannya yang kecil), ia dapat bertahan dalam jangka waktu lama, juga dapat bertelur lebih dari 500 biji selama hidupnya. 

9. Lice

Ada banyak jenis lice (bentuk jamak dari louse = tuma), yang paling dikenal adalah tuma kepala, di samping tuma badan (body louse) dan tuma kemaluan (pubic louse). Jenis-jenis tuma tersebut merupakan tuma yang biasa mangkal di tubuh manusia. Spesies-spesies lainnya lebih banyak mangkal di tubuh hewan.

Siklus hidupnya cenderung singkat; telurnya akan menetas dalam jangka waktu 6-9 hari, sementara nymph/nimfanya akan molting 3 kali selama 7 hari lebih sebelum jadi bentuk dewasa. Kulit hasil molting dan penetasan telur akan tetap berada di kulit kepala. 

Dewasanya dapat bergerak sangat cepat, dan cuma bertahan hidup selama sebulan untuk mengisap darah dan bertelur. Betinanya bisa bertelur 7-12 butir sehari. 

8. Leeches

Leeches atau lintah pengisap darah hanyalah sebuah spesies lintah. Secara umum, lintah merupakan cacing tersegmentasi yang berelasi dekat dengan cacing tanah biasa.

Sanguivorous, atau lintah penghisap darah, merupakan jenis lintah yang biasa ditemukan di perairan tenang dan di darat. Metode yang biasanya dipakai untuk nempel di inangnya adalah dengan menunggu di tanah. Jika merasakan ada inang potensial, ia akan berusaha nempel di inangnya.

Setelah nempel, mereka akan menggunakan bagian pengisap di mulutnya untuk mengiris kulit inang, lalu mereka akan mensekresikan sejenis lendir untuk menjaga mereka tetap nempel di inangnya. Kemudian mereka akan meregangkan badannya setelah menggunakan zat anti-koagulan dan histamin untuk mencegah pembekuan darah, dan mencegah darah tidak sulit dicerna. 

7. Ticks

Ticks (kutu) diklasifikasikan sebagai arachnid dan banyak varietasnya. Yang paling sering ditemui adalah kutu kaki-hitam, kutu bintang satu (lone star tick), kutu rusa, dan kutu anjing. Kutu-kutu ini punya kemampuan menyebarkan penyakit. Penyakit yang paling dikenal adalah Rocky Mountain spotted fever dan penyakit Lyme.

Kutu biasanya ditemukan di daerah dengan semak belukar dan rumput yang banyak. Mereka biasanya akan menunggu inang lewat, lalu masuk ke tubuh inang, dan mencari tempat yang paling strategis. 

Kalau pada manusia, mereka suka daerah kulit kepala. Tapi pada mamalia lainnya, mereka suka di mana saja. Keberadaan mereka secara kasatmata tak keliatan selama beberapa minggu, jadi mereka bisa bebas mengisap darah dari inangnya.

6. Fleas

Seperti nyamuk, flea butuh darah dari inang mamalia untuk bisa beranak-pinak. Mereka akan bertelur di inangnya, dan biasanya akan menyebabkan pengerumunan flea yang terjadi di tempat-tempat di mana si inang suka berada. 

Saat telurnya menetas, biasanya sekitar beberapa hari atau beberapa minggu, larvanya akan menghabiskan waktu dengan memakan material-material organik seperti sel-sel kulit mati atau sisa-sisa kotoran.

5. Mosquitoes

Nyamuk butuh darah mamalia untuk dapat beranak pinak, sama seperti flea. Karena itulah, nyamuk betina mengisap darah. Sebenarnya, nyamuk jantan maupun betina cuma memakan nektar dari bunga atau buah-buahan. Tapi si betina butuh protein tambahan yang ada di dalam darah untuk bereproduksi.

4. Mites

Mites (tungau) terdiri atas beberapa jenis, seperti tungau debu (dust mites), tungau unggas (fowl mites), tungau anjing (dog mites), tungau rusa (deer mites), tungau kutu (chigger mites), dan tungau kudis (scabies mites). 

Ada pula tungau yang disebut tungau kantung rambut (hair follicle mites) yang memakan sekresi berminyak dari rambut dan kulit kepala manusia.

Lalu tungau mana yang menyebabkan banyak masalah? Tungau kudis (scabies mites) jawabannya. Parasit mikroskopik ini dapat menyebabkan gatal-gatal yang luar biasa dan jejak merah pada daerah terinfeksi. 

3. Human Botflies

Botfly itu istilah yang diberikan untuk spesies lalat yang larvanya hidup sebagai parasit di tubuh mamalia. Belatung human botfly diangkut oleh nyamuk, dan banyak terdapat di Amerika Tengah dan Selatan. 

Lalat akan menangkap nyamuk dan bertelur pada tubuh nyamuk tersebut. Akhirnya, nyamuk akan menggigit manusia, dan telurnya akan masuk ke dalam tubuh manusia itu, lalu menetas.

Belatung botfly bahkan akan mengunyah agar dapat memasuki tubuh inangnya. Di dalam tubuh manusia, belatung-belatung itu akan bertahan selama 5-6 minggu sampai bertambah gemuk. Selama itu, mereka akan membuat lubang agar dapat keluar. 

Pada tahap ini, jika tetap tidak terdeteksi, belatung-belatung itu akan keluar dari lubang kecil yang telah dibuatnya, lalu jatuh ke tanah. Dari sini, daur hidup akan dimulai kembali.

2. Tapeworms

Tapeworm (cacing pita) mirip cacing tambang. Mereka merupakan parasit usus yang dapat menular ke manusia melalui tanah atau bekas kotoran, namun kebanyakan menginfeksi manusia melalui daging yg kurang dimasak.

Gejala infeksi cacing ini sangat sulit dideteksi karena tak ada gejala luar yang mengindikasikan infeksi cacing ini selama periode waktu yang panjang. Karenanya, cacing pita bisa tumbuh sampai 30 kaki (sekitar 9,14400 meter). 

1. Hookworms

Hookworm (cacing tambang) menginfeksi manusia melalui sisa kotoran di tanah. Telurnya akan menetas dalam jangka waktu 1 minggu, dan tumbuh jadi larva yang bisa hidup sekitar sebulan di dalam tanah atau feses. Jika terkontak dengan manusia, biasanya lewat kaki, cacing ini akan menembus masuk menuju pembuluh nadi, masuk ke jantung, dan akhirnya ke paru-paru.

Setelah masuk ke paru-paru, mereka kadang terbuang lewat lendir ketika si inang batuk. Jika dibiarkan begitu saja, cacing ini bisa menyebabkan penyakit serius, seperti anemia, diare, konstipasi, dan kelelahan.