
Sebuah studi para ahli dari Universitas Oxford menemukan laki-laki dengan lingkar pinggang besar atau buncit berisiko tiga kali lipat meninggal karena kanker prostat, dibandingkan mereka yang memiliki lingkar pinggang lebih kecil.
Penelitian terhadap 200.000 pria Inggris itu dipresentasikan pada European and International Conference of Obesity (ESOICO) yang tahun ini digelar secara daring. Hasil sudi mengungkap bahwa ada hubungan antara adipositas pusat atau konsentrasi lemak tubuh di sekitar perut dan pinggang dan risiko kematian akibat kanker prostat.
Dikutip dari laman Eurekalert, kanker prostat adalah penyebab paling umum kedia dari kematian spesifik akibat kanker di antara pria di Inggris. Penyakit ini menyerang satu dari enam pria selama hidup meeka, menyebabkan lebih dari seperempat dari total kasus adalah pria baru. Sementara hampir 12.000 kematian terjadi setiap tahunnya di Inggris.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan hubungan antara jumlah lemak di sekitaran pinggang dan perut itu dengan kemungkinan kematian akibat kanker prostat. Namun penelitian lebih lanjut tetap diperlukan guna memastikan hubungan ini dan menentukan jumlah serta distribusi lemak di dalam tubuh yang berisiko.
Penelitian yang dikerjakan Dr Aurora Perez-Cornago dan rekannya di Cancer Epidemiology Unit, Nuffield Departement of Population Health, University of Oxford ini didanai oleh Cancer Research UK. Studi ini bertujuan memahami secara menyeluruh, adipositas dan distribusi lemak pada tubuh serta hubungannya dengan kanker prostat yang fatal.
Tim memilih 218.225 pria yang merupakan peserta sukarela dalam studio Buobank Inggris (500.000 sukarelawan usia 40-69 tahun) yang mulanya mereka bebas dari kanker.
Kesehatan mereka dipantau selama 10,8 tahun menggunakan informasi dari basis data administrasi kesehatan dan rincian indeks massa tubuh (BMI), persentase lemak tubuh total, lingkar pinggang dan, rasio pinggang-pinggul.
Analisis statistik kompleks yang memperhitungkan riwayat medis dan faktor sosial ekonomi serta gaya hidup, digunakan memperkirakan hubungan antara risiko kematian akibat kanker prostat dengan ukuran adipositas tersebut.
Selama periode tindak lanjut seperti dikutip Telegraph, 571 pria meninggal karena kanker prostat. Para peneliti menemukan, meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara BMI atau persentase lemak total dengan risiko, namun ada hubungan positif antara ukuran adipositas sentral dan risiko kematian akibat kanker prostat.
Mereka yang berada di 25 persen teratas untuk lingkar pinggang. memiliki 35 persen lebih mungkin meninggal karena kanker prostat daripada pria di 25 persen terbawah. Sementara mereka di 25 peren teratas untuk rasio pinggang-pinggul memiliki 34 persen kemungkinan meninggal lebih tinggi dibanding pria di 25 persen terbawah.
Aurora Perez-Cornago yang memimpin penelitian mengatakan lingkar pinggang merupakan penanda yang lebik baik untuk mengetahui lemak visceral, dibanding BMI atau total lemak tubuh.
"Ini lemak paling berbahaya karena lemak ini berada di sekitar organ vital," jelas Aurora Perez-Cornago dikutip dari Teleraph.
Ia pun mengingatkan pria untuk berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat untuk memastikan berat badan sehat dan lingkar pinggang tak membesar.
"Orang harus mempertimbangkan implikasi dari kelebihan lemak tubuh, dimanapun itu ditemukan di bagian tubuh. Pekerjaan masa depan akan memeriksa hubungan antara adipositas dan jenis agresif kanker prostat, termasuk stadium lanjut dan penyakit tingkat tinggi," tambah dia.