Kisah Perampokan yang Mengubah Seorang Pria Jadi Genius Matematika (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Perampokan yang Mengubah Seorang Pria Jadi Genius Matematika - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Padgett merasa terdorong untuk mengeksplorasi konsep yang menarik ini lebih lanjut. Jadi, ia mulai menggambar. Dan terus menggambar.

"Saya punya ribuan atau lebih gambar lingkaran, fraktal, setiap bentuk yang bisa saya gambar. Itu satu-satunya cara saya bisa mengomunikasikan secara efektif apa yang saya lihat. "

Padgett percaya gambar-gambarnya "adalah kunci alam semesta" dan sangat penting sehingga ia harus membawanya ke mana-mana.

Ketika dalam suatu perjalanan yang langka suatu hari, ia didekati seorang pria yang memperhatikan gambar-gambar Padgett dan berkomentar bahwa mereka tampak matematis.

"Saya mencoba menggambarkan struktur waktu ruang berdasarkan pada panjang Planck (unit pengukuran yang dikembangkan oleh fisikawan Max Planck) dan lubang hitam kuantum," kata Padgett kepadanya.

Ternyata lelaki itu adalah seorang fisikawan dan mengenali matematika tingkat tinggi yang digambar Padgett. Ia mendesaknya untuk mengambil kelas matematika, yang mendorong Padgett mendaftar di sebuah universitas, tempat ia mulai mempelajari bahasa yang ia butuhkan untuk menggambarkan obsesinya.

Setelah tiga setengah tahun hidup seperti pertapa virtual, kembali ke sekolah mengubah segalanya bagi Padgett. Ia mulai mendapatkan bantuan psikologis untuk OCD-nya dan bahkan bertemu dengan wanita yang akan menjadi istrinya.

Tetapi kenapa ia melihat sesuatu dengan cara yang aneh dan berbeda? Kenapa dunianya sekarang terdiri dari bentuk dan grafik geometris?

Secara puitis, televisilah yang kembali memberinya petunjuk. Padgett menonton seorang lelaki, yang disebut sebagai jenius, yang memiliki kemampuan numerik luar biasa dan berbicara tentang seperti apa angka itu baginya.

"Saya akan selalu menggambarkan bahwa matematika adalah bentuk, bukan angka; dan itu pertama kalinya saya mendengar seseorang selain saya berbicara tentang seperti apa angka itu," kata Padgett.

Ia meramban internet untuk mencari lebih banyak informasi, dan bertemu Berit Brogaard, seorang ahli saraf kognitif yang sekarang di Universitas Miami.

Keduanya mengobrol selama berjam-jam di telepon, dan dari percakapan ini Brogaard berhipotesis bahwa Padgett menderita sinestesia — intinya adalah kabel silang di otak yang menyebabkan inderanya tercampur-campur.

Kondisi ini diperkirakan memengaruhi hanya sekitar 4% dari populasi. Beberapa sinestetes mungkin melihat warna tertentu ketika mereka mendengar musik atau mencium sesuatu yang tidak ada di sana ketika merasakan emosi tertentu.

Kondisi ini disebabkan oleh koneksi antar bagian otak yang tidak ada pada orang lain. Anda bisa dilahirkan seperti ini atau beberapa jenis trauma, cedera, stroke, reaksi alergi, dapat mengubah otak.

Brogaard percaya cedera otak yang diderita Padgett menyebabkan dia mengembangkan suatu bentuk sinestesia di mana hal-hal tertentu memicu penglihatan rumus matematika atau bentuk geometris, baik dalam pikirannya atau diproyeksikan di depannya. Ia juga berhipotesis bahwa sinestesia menjadikan Padgett orang yang berbakat.

"Kebanyakan dari kita tidak memiliki wawasan seperti itu karena kita tidak memvisualisasikan rumus matematika," kata Brogaard.

Untuk menguji ide ini, Brogaard membawa Padgett ke Unit Penelitian Otak Universitas Aalto di Helsinki untuk menjalani serangkaian pemindaian otak.

Sementara di pemindai MRI, ratusan persamaan, termasuk yang palsu, muncul pada layar di depan mata Padgett. Para peneliti kemudian mengamati bagian otak mana yang menyala sebagai respons.

"Mereka menemukan bahwa saya memiliki akses ke bagian otak yang tidak dapat kita akses secara sadar, dan juga korteks visual bekerja bersama dengan bagian otak yang mengerjakan matematika, yang jelas masuk akal bagi saya," kata Padgett.

Hipotesis Brogaard ternyata benar. Padgett secara resmi didiagnosis dengan acquired savant syndrome dan suatu bentuk sinestesia. Akhirnya, dia mendapat jawaban.

Sejak didiagnosis, Padgett telah menerbitkan sebuah buku tentang pengalamannya, berjudul Struck by Genius, ia berkeliling dunia untuk memberi tahu orang-orang tentang kisahnya dan mendidik mereka tentang matematika.

Ia merintis perusahaan bernama Outliers yang membantu memproduksi film tentang orang-orang yang memiliki kisah hidup yang unik atau langka/menarik. Ia bahkan menjual gambar fraktalnya.

Dua pria yang menyerangnya pada malam yang menentukan itu tidak pernah dihukum meski Padgett mengidentifikasi mereka dan mengajukan gugatan.

Namun, bertahun-tahun kemudian, salah seorang dari penyerang itu, Brady Simmons, menulis surat kepada Padgett untuk meminta maaf ketika ia menjalani perawatan untuk kecanduan obat setelah mencoba bunuh diri. Dalam arti tertentu, ada dua kehidupan yang berubah dalam tahun-tahun setelah serangan itu.

"Saya orang yang sama sekali berbeda," kata Simmons. "Ketika saya melihat kembali diri saya yang sangat buruk di masa lalu, saya tidak habis pikir bagaimana saya bisa serendah itu."

Padgett juga merasa bahwa ia adalah orang yang berbeda.

"Saya melihatnya [keindahan] di mana-mana," katanya. Ia terpesona oleh hal-hal sederhana yang tidak disadari oleh kebanyakan orang, seperti butir hujan yang jatuh di atas genangan air.

Melalui mata Padgett, genangan air berubah menjadi pola riak yang rumit, tumpang tindih dan berbentuk seperti bintang atau kepingan salju. Dan ia ingin semua orang melihat apa yang ia lihat.

"Anda harusnya tak henti-henti merasa takjub bahwa realitas itu ada," katanya. "Saya mengalami kesadaran matematis ini, dan semua hal di sekitar kita adalah keajaiban atau yang paling dekat dengan keajaiban."