Setiap profesi atau pekerjaan tentu memiliki tantangannya sendiri yang unik, dengan tingkat stres yang berbeda-beda, tergantung berat atau ringannya. Terkait hal itu, profesi apa yang sekiranya paling menyebabkan stres? Lima hal berikut ini bisa jadi jawabannya.
1. Prajurit/Tentara
Mereka bertanggung jawab atas keselamatan jiwa diri sendiri dan orang lain. Selalu berada di garis terdepan pertahanan. Mereka juga kerap dikerahkan ke daerah-daerah yang mengalami bencana alam sehingga mereka melakukan kontak langsung dengan bencana yang mungkin saja masih mengancam.
2. Jenderal Militer
Jenderal militer juga diyakini memiliki tingkat pekerjaan yang memicu stress berat. Sebab mereka harus bertanggung jawab terhadap setiap prajurit yang mereka tugaskan. Mereka bertanggung jawab atas nyawa orang yang ditangani prajurit mereka tapi juga bertanggung jawab atas nyawa prajurit itu sendiri.
Mengirim pasukan ke medan perang adalah salah satu pemicu stress yang tinggi, sehingga banyak panglima atau jenderal yang berpikir ratusan kali sebelum mengirim pasukan ke zona panas.
3. Pemadam Kebakaran
Kalau pekerjaan ini memang tidak usah ditanyakan lagi. Karena anda harus naik di atas truk yang meraung-raung menuju rumah yang sedang kebakaran. Lalu dengan cepat harus bisa memadamkan api yang membara. Belum lagi ada orang yang tertinggal di dalam gedung yang harus diselamatkan.
4. Pilot Komersial
Mungkin banyak anak-anak sekarang ini yang bercita-cita menjadi pilot karena merasa pekerjaan itu nyaman dan keren sekali. Padahal menjadi pilot juga sangat rentan memicu stress.
Beberapa pemicu stress itu ialah karena adanya perubahan cuaca, kemarahan penumpang karena delay, jauh terpisah dari keluarga. Tapi yang paling memicu stress adalah kau harus bertanggung jawab pada nyawa penumpang yang sedang sensitif karena delay penerbangan.
5. Public Relation (PR)
Banyak orang yang tidak menduga kalau menjadi PR atau Humas adalah pekerjaan yang memicu stress. Padahal pekerjaan ini sangat memicu stress karena selalu berhadapan langsung dengan banyak orang. Kamu harus menjaga image dari brand yang diwakili. Bicara sesantun mungkin untuk menjaga citra meski dapat respon yang kasar dari pendengar.