Mengapa Orang Bisa Tewas karena Disengat Tawon? Ini Penjelasan Ilmuwan


Peristiwa meninggalnya seseorang akibat sengatan tawon pernah dikabarkan beberapa kali. Pertanyaannya, mengapa sengatan tawon bisa sampai menyebabkan tewasnya seseorang?

Manusia pada kenyataannya memang bisa meninggal karena sengatan tawon. Dikutip dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peneliti Pusat Riset Biologi BRIN Sih Kahono menjelaskan, kekuatan racun tawon vespa lebih kuat dari lebah.

"Kekuatan racun tawon vespa lebih kuat dari lebah. Tapi frekuensi penyengatan juga penting. Semakin sering menyengat, akan semakin kuat sengatannya," urai Kahono.

Sengatan lebah dan tawon pun dapat dilihat dari bekasnya. Menurut Kahono, tawon vespa meninggalkan bekas berupa lubang tanpa ada sengat tertinggal.

Akan tetapi, harus digarisbawahi bahwa tidak semua orang yang disengat tawon akan meninggal. Kasus meninggal karena sengatan tawon pada dasarnya jarang terjadi.

Pada yang mengalaminya, orang tersebut akan mengalami efek bengkak, kemerahan, dan rasa gatal di kulit. Sengatan tawon juga dapat menimbulkan rasa perih hingga alergi yang berat. Hal ini disebabkan racun tawon itu sendiri.

"Serangga seperti tawon dapat melepaskan racun melalui sengatannya. Racun tawon masuk ke dalam kelompok histamin. Racun serangga yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan reaksi keracunan yang beragam pada setiap orang. Tingkat ketahanan atau alergi setiap orang yang disengat berbeda-beda. Lima sengatan sudah dapat membunuh jika memiliki alergi yang tinggi," papar Kahono.

Tawon sebetulnya adalah hewan teritorial, yakni memiliki kawasannya sendiri. Saat ada manusia yang memasuki wilayahnya, serangga tersebut bisa merasa terancam.

Menurut Kahono, salah satu yang perlu diwaspadai adalah pada umumnya manusia tidak menilai aktivitasnya mengganggu tawon. Sebaliknya, tawon bisa jadi merasa terganggu dengan kedatangan manusia.

"Umumnya kita tidak merasa aktivitas kita mengganggu tawon, tetapi tawon mungkin terganggu dengan kedatangan manusia. Sehingga tawon akan mengeluarkan zat feromon sebagai tanda bahwa ada bahaya datang. Akhirnya karena untuk mempertahankan diri, maka tawon menyerang kita," imbuhnya.

Tawon juga terbagi menjadi dua jenis, yakni tawon soliter dan sosial. Kahono menuturkan, tawon soliter adalah yang hidup sendirian hampir seluruh hidupnya.

Kebalikannya, tawon sosial cenderung hidup secara koloni besar dan punya banyak anakan. Saat merasa ada ancaman, tawon sosial akan melindungi koloninya dengan cara menyerang.

Mengenai sifat tawon ini, dia menerangkan bahwa tingkat agresivitas tiap jenis tawon berbeda. Faktor perbedaannya adalah intensitas gangguan yang terjadi pada koloni mereka di waktu-waktu sebelumnya. Jadi, semakin sering diganggu, semakin agresif pula hewan tersebut.

Bagi seseorang yang mengalami serangan tawon, perlu diketahui bahwa semakin melawan, maka akan semakin membahayakan diri.

"Semakin kita melakukan perlawanan akan semakin membahayakan diri kita sendiri. Karena itu cara terbaik saat diserang oleh tawon adalah melarikan diri sejauh mungkin atau dengan membuang pakaian yang dipakai untuk menghilangkan feromon yang sudah menempel di baju," tegas Kahono.