Surabaya adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki jejak-jejak sejarah penting dalam kemerdekaan Indonesia. Seperti kita tahu, Pertempuran 10 November yang terkenal itu, misalnya, terjadi di Surabaya. Ada pula jejak-jejak sejarah lain yang kini diabadikan dalam bentuk tempat-tempat wisata yang menjadi kebanggaan warga Surabaya.
Berikut ini adalah 7 tempat wisata bersejarah yang ada di Surabaya, serta kisah di baliknya.
1. Kampung Wisata Lingkungan Jambangan
Wisata Lingkungan Jambangan menjadi istimewa, karena ia didukung oleh geliat warga yang natural dalam mengelola kampungnya. Sekitar tahun 1970-an, banyak warga dari pusat kota Surabaya dan Gresik bergeser ke wilayah Jambangan. Sejak tahun-tahun sebelumnya, banyak warga pendatang yang kemudian bermukim di wilayah ini.
Mereka tinggal, bercocok tanam, dan mendulang kehidupan dari perkampungan. Lambat laun, jumlah pemukim meningkat dan membuat kampung jadi ramai. Waktu itu, kedatangan mereka tidak dibarengi dengan penataan lingkungan yang sehat. Sepanjang pinggir kali Surabaya dipenuhi sampah dan kakus semi permanen.
Singkat cerita, akibat kekumuhan itu, muncullah Sriyatun (alm) yang berinisiatif melakukan sosialisasi untuk menciptakan lingkungan bersih. Konon, lebih dari 35 tahun ia berusaha mengubah perilaku warga untuk tidak buang hajat di sungai. Usahanya berhasil dan membuahkan penghargaan Kalpataru pada 2008.
2. Monumen Kapal Selam
Di masanya, perannya besar dalam mempertahankan kedaulatan negeri ini. Kini jadi ikon dan wisata kota. Monumen Kapal Selam, lebih dikenal dengan Monkasel, berdiri gagah di bibir sungai Kalimas Surabaya.
Menebar aura perkasa, sama tegarnya ketika dulu masih bertugas dalam jajaran alutsista TNI Angkatan Laut RI. Menghormati peran dan pengabdiannya, sekaligus meneruskan kisah sejarah dari generasi ke generasi. KRI Pasopati 410 dipajang sebagai monumen sekaligus menjadi destinasi wisata kota dan pembelajaran bagi masyarakat.
Sekilas menengok perjalanan sejarah kapal selam bernomor lambung 410 ini. KRI Pasopati pensiun dari tugasnya sejak 25 Januari 1990. Kapal selam jenis SS tipe Whiskey Class, dibuat di Vladi Wostok, Rusia tahun 1952. Berpartisipasi di TNI AL sejak 29 Januari 1962. Perannya tidak main-main, KRI Pasopati bertugas menghancurkan garis lintas musuh dan pengintaian.
Satu perannya yang tak terlupakan, aktif terlibat langsung di garis depan pada Operasi Trikora, saat merebut Irian Barat. TNI Angkatan Laut RI menggunakan KRI Pasopati untuk memberikan tekanan-tekanan psikologis terhadap lawan.
3. Masjid Muhammad Cheng Ho
Masjid Cheng Ho Surabaya bagai monumen sekaligus laboratorium spiritual. Muslim Tionghoa Surabaya melakukan pergulatan keagamaan di kompleks masjid ini untuk beribadah maupun berdialektika sejarah dalam suasana damai. Masjid Muhammad Cheng Ho merupakan representasi mimpi masyarakat muslim Tionghoa akan sebuah tempat ibadah.
Bangunan masjid seluas 231 meter persegi yang berada di komplek PITI (Pembina Iman Tauhid Islam) di Jalan Gading Surabaya itu mengambil bentuk yang menonjolkan kekhasan budaya Tionghoa.
Bentuk masjid yang menjadi acuan adalah Masjid Niu Jie di Beijing, yang dibangun pada tahun 996 Masehi. “Dari literatur yang kami punya, kami sangat tertarik dengan masjid ini,” tandas Willy Pangestu, salah satu pengurus wilayah PITI Jawa Timur.
Pembangunan masjid yang dimulai sejak Oktober 2001 itu selesai hanya dalam waktu enam bulan, dengan biaya sekitar Rp 700 juta. Boleh dikata, masjid ini berdiri atas dukungan semua masyarakat, termasuk masyarakat Tionghoa non-muslim. “Yang kami dapat benar-benar spirit dari banyak pihak,” jelas Willy.
Baca lanjutannya: Kisah di Balik 7 Tempat Wisata Bersejarah di Surabaya (Bagian 2)