Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (5 Pelajaran Penting Stoisisme, Resep Hidup Bahagia dari Zaman Romawi Kuno - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
3. Kendalikan persepsi
Sadarkah kita bahwa sebagian besar rasa sedih dan marah yang kita alami sebetulnya berasal dari persepsi diri sendiri terhadap suatu hal? Contohnya jika kita tidak diajak jalan-jalan bersama teman-teman sekali saja, kita mungkin akan merasa sedih dan jengkel sehingga memutuskan untuk menjelek-jelekkan teman atau bahkan tidak menganggap mereka sebagai teman lagi.
Padahal jika kita lebih tenang, hal yang kita alami hanya ditinggal bermain oleh teman sekali saja tetapi karena kita membangun persepsi berlebihan justru kita berpotensi kehilangan teman selama-lamanya. Padahal, bisa saja mereka tidak mengajak karena waktunya yang tidak pas saat itu.
Stoisisme mengajarkan kita untuk melihat suatu hal secara tidak berlebihan dan fokus pada saja pada kejadian serta situasi yang ada. Dengan begitu kita bisa mengendalikan emosi dan sebaliknya membuat persepsi positif yang membuat kita lebih bersemangat. Contohnya "oh, mungkin mereka sedang mempersiapkan hadiah untukku."
4. Jangan salahkan diri sendiri
Seringkali jika kita mengalami suatu musibah atau ketidakberuntungan, kita justru menyalahkan diri sendiri dan membuat kita semakin depresi. Stoisisme mengajarkan agar kita berhenti berpikir hal tersebut dan coba untuk mengendalikan persepsi kita terhadap suatu kejadian.
Sadarilah bahwa apa yang kita alami adalah sesuatu yang di luar kendali sehingga tidak perlu merasa sedih karenanya dan bahwa kejadian itu merupakan kehendak alam karena segala hal di dunia ini saling berhubungan satu sama lain.
Stoisisme tidak mengajarkan kita untuk pasrah dan menyalahkan orang lain, tetapi untuk menerima kejadian yang ada dan tidak bereaksi berlebihan terhadapnya. Dengan begitu kita bisa lebih percaya diri untuk memperbaikinya atau mencoba lebih baik di kesempatan lain.
5. Berkaryalah!
Dalam buku berjudul meditations, Kaisar Marcus Aurelius berkata: "So you were born to feel “nice”? Instead of doing things and experiencing them? Don’t you see the plants, the birds, the ants and spiders and bees going about their individual tasks, putting the world in order, as best they can? And you’re not willing to do your job as a human being? Why aren’t you running to do what your nature demands?"
Marcus mengatakan bahwa setiap makhluk hidup memiliki panggilan alam untuk memenuhi perannya masing-masing. Jadi, jika kita melawan panggilan alam dan hanya berdiam diri saja tanpa melakukan apapun yang bermanfaat, apakah kita betul-betul akan merasa bahagia?
Stoisisme mendorong kita untuk berkarya dan bersosialisi dengan orang lain agar kita tidak melupakan hakikat kita sebagai manusia yaitu makhluk sosial dan produktif. Dengan begitu, kita diyakini bisa menjadi lebih tangguh dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya.
Jadi, itulah 5 pelajaran penting yang bisa kita dapatkan dari filosofi stoisisme. Stoisimen menekankan pada keselarasan dengan alam dan penggunaan nalar manusia agar kita menjadi tangguh dan menemukan kebahagiaan.