13 Aktor Laga Legendaris Indonesia dari Era 1990-an (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (13 Aktor Laga Legendaris Indonesia dari Era 1990-an - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

9. Elly Ermawati 

Elly Ermawati adalah salah satu pemeran laga wanita yang cukup terkenal dimasanya. Elly di lain pihak semula dikenal sebagai pengisi suara tokoh Mantili di sandiwara radio era 1980-an, Saur Sepuh. 

Begitu sandiwara radionya hendak diangkat ke layar lebar, Elly kembali dipercaya sutradara Imam Tantowi untuk memerankan tokoh tersebut. Ini menandakan satu hal: Elly sudah demikian klop dengan tokoh Mantili. Suaranya khas. Selain itu, perawakan Elly rupanya dianggap pas untuk memerankan Mantili di versi film. 

Mantili, adik Brama Kumbara, adalah sosok yang mudah tersulut emosinya. Ia punya pedang setan dan pedang perak. Pedang setan akan mengeluarkan asap beracun sementara pedang perak mampu membutakan mata. Ia juga bermain dalam film Tutur Tinular sebagai Meishin.

10. Anto Wijaya

Nama aslinya Saptapara Ichtijanto. Nama beken: Anto Wijaya. Di penghujung 1990-an, badannya tegap. Tinggi/berat 181 cm/78 kg, sangat cocok menghidupkan peran Brama Kumbara di sinetron laga-kolosal Singgasana Brahma Kumbara. Anto kemudian dipercaya memerankan Arya Kamandanu di Tutur Tinular 1990-an serta jadi Sembara dalam Misteri Gunung Merapi.

Sebetulnya, Anto tak punya latar belakang beladiri. Pria kelahiran Surabaya, 10 November 1969 ini mengawali kariernya sebagai model. Pada usia 19 tahun ia sudah bergabung dengan sebuah kelompok model di kota pahlawan. Akhirnya, Jakarta dirambahnya. Pada 1991, ia menang The Best Model Pageant. 

Sejak itu jalan jadi bintang film dan sinetron terbuka untuknya. Tampang jadulny sebuah tampang yang mengesankan seorang raja/pendekar rimba persilatan yang penuh wibawa rupanya sangat cocok bagi sinetron laga-kolosal. 

11. Lamting

Nama lengkapnya Lamting Saputra. Aslinya ia atlet taekwondo nasional dan meraih gelar Dan IV Taekwondo. Di tahun 1980-an dan 1990-an, lazim sineas mengajak atlet beladiri main film laga. Apalagi bila dari sananya sang atlet sudah punya modal tampang gangteng. Lamting tak terkecuali yang diajak serta main film dan kemudian kepincut terus jadi aktor laga.

Pada 1993, Lamting resmi berhenti jadi atlet dan fokus main film dan sinetron. Ia antara lain membintangi Saur Sepuh II (Pesanggrahan Keramat) tahun 1988 serta Tutur Tinular versi 1990-an berperan sebagai Lou Shi Shan. 

Lamting beruntung punya wajah oriental. Saat sebuah cerita film laga menuntut peran tokoh dari China, misalnya, daripada mengajak serta aktor asli Mandarin, Lamting yang diajak main.

12. Willy Dozan

Willy Dozan (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 10 Februari 1957; umur 55 tahun) adalah pemeran film dan sinetron Indonesia. Willy pernah tinggal di Hongkong, Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat selama beberapa tahun untuk mempelajari dan menekuni film bergenre action. Ia pernah membintangi sinetron laga Deru Debu. 

Ia juga pernah sekolah di Kahana's Stunt School di California, Amerika Serikat. Willy Dozan terlahir sebagai Chuang Chen Li, dan dikenal secara internasional sebagai Billy Chong. Willy Dozan adalah adik dari pemeran film nasional 1980'an Leo Chandra (juga dikenal sebagai Leo Dozan).

Willy Dozan aktor film laga yang juga pernah sukses dengan sinetron laganya Deru Debu (1995), film-filmnya antara lain, Pendekar Liar (1982), Pernikahan Berdarah (1987), Rio Sang Juara (1989), dll. Kemudian ada nama

13. Dede Yusuf

Sekarang, orang mengenalnya sebagai politisi, orang nomor dua di provinsi Jawa Barat. Tapi, Dede Yusuf, atawa nama aslinya Yusuf Macan Effendi, mengawali semuanya sebagai atlet taekwondo. Dede, nama kecilnya, sejak duduk di bangku SMP sudah menekuni beladiri itu. 

Sebagai atlet, Dede, kelahiran 14 September 1966, kerap mengikuti kejuaraan nasional. Mulanya, Dede menekuni olahraga itu untuk menghalau kegalauan hatinya. Orangtuanya (Tammy Efendi dan Rahayu Effendi) bercerai. Dede kecil memberontak. Untung pelampiasan masalah itu dilarikannya ke hal positif, beladiri taekwondo. 

Jalan jadi bintang film mulai terbuka tahun 1984 saat Dede terjun sebagai model. Wajah Dede kerap muncul di majalah-majalah remaja.

Dua tahun kemudian, Dede ditawari main film. Di antaranya jadi sahabat Onky Alexander di film Catatan Si Boy. Walau perannya sebagai pendukung, tapi karena film Catatan Si Boy yang dibintanginya sukses, pamor Dede ikut naik. 

Apalagi setelah peran Jojo, pemuda baik hati yang jago berkelahi demi membela kebenaran di serial drama TVRI Jendela Rumah Kita mempir padanya tahun 1988. Sejak itu, seperti pernah dikatakannya, “Jojo itu Dede, Dede itu Jojo.” 

Menginjak awal 1990-an, setelah main beberapa film layar lebar, Dede menggarap sinetron laga Jalan Membara dan dilanjutkan Jalan Makin Membara. Pernah pula bermain di film Perwira dan Ksatria (1990), Badai Laut Selatan (1991), Reinkarnasi (1997).