Cara Sherlock Holmes Mengungkap Berbagai Kasus Kejahatan


Menurut Sherlock Holmes, yang tertulis di novel Penelusuran Benang Merah (A Study in Scarlet), dia adalah detektif konsultan, yang artinya, menurut dia, mempertimbangkan fakta-fakta yang diberikan oleh kliennya, yang mungkin perorangan, organisasi, ataupun pemerintah, dan memberikan kesimpulan di tempat kerjanya tersebut. 

Watson heran, dan bertanya apakah maksudnya Holmes dapat memecahkan masalah seketika itu juga tanpa meninggalkan ruangan, sementara orang lain tidak dapat memecahkannya padahal melihat semua detail faktanya? 

Holmes menjawab, memang begitu, tapi kadang-kadang dia memang perlu pergi juga jika dirasa ada mata rantai yang hilang dalam teorinya, atau kurang meyakinkan dan harus melihat sendiri.

Ketika mendengarkan kliennya bercerita tentang fakta-fakta, secepat itu pula interpretasi Holmes terhadap kasus itu muncul. Di sini akan ketahuan kalau ada mata rantai yang hilang dari teorinya, dan harus dicari sendiri. Kadang-kadang, ketika mencari mata rantai yang hilang tersebut, terdapat fakta baru yang menguatkan atau malah membentuk teori baru yang lebih akurat. 

Semua itu, menurut Holmes, selain berasal dari kemampuan otaknya juga berdasarkan puluhan kasus yang pernah di tanganinya. Jadi dia sudah punya insting terhadap arah penyelesaian kasus-kasus yang akan ditanganinya. 

Kemampuan dia menemukan fakta yang penting, sementara kliennya atau orang lain tidak melihat, padahal mengalami atau melihat kejadian, menurut Holmes karena dia menggunakan apa yang disebutnya “ilmu deduksi dan analisis” (Science of Deduction and Analysis). Holmes juga menegaskan bahwa dia memang ahli dan mengkhususkan diri dalam ilmu deduksi dan analisis tersebut.

Ilmu deduksi dan analisis dilakukan dengan mendengarkan fakta-fakta, kemudian memecahkan masalah dari fakta tersebut. Sepertinya mudah, tapi sebenarnya membutuhkan bakat pangamatan yang jeli dan terlatih, juga pengetahuan yang sangat komprehensif dan akurat. 

Metode Holmes dapat ditunjukkan secara umum sebagai pengumpulan data, klasifikasi data, dan seleksi mana yang berguna dan mana yang tidak, dekodifikasi data atau melihat secara logis dan komprehensif dari semua data yang terkumpul dan yang telah dipilih, penyatuan data dalam suatu rangkaian kejadian yang mungkin, dan menarik kesimpulan akhir.

Metode Holmes tidak terlalu memasukkan faktor sisi psikologi manusia, meskipun dia juga melakukannya, sebagaimana pernah dikatakannya di salah satu kasus, bahwa dia juga berusaha membayangkan berada di situasi yang sama dengan orang lain, tapi hal ini tidak terlalu menonjol. 

Tentu saja, wawancara dengan orang yang terkait pasti dilakukan, dan Holmes juga mempunyai kemampuan membaca dan menarik kesimpulan terhadap seseorang (baik dengan saling berbicara maupun hanya melihat), sebagai bagian dari ilmu deduksi dan analisisnya.