Cara Meredakan 4 Jenis Stres yang Berbeda, Menurut Ahli


Stres adalah perasaan kewalahan atau tidak mampu mengatasi tekanan mental atau emosional. Hal itu bisa datang dari peristiwa luar atau pemikiran internal apa pun yang membuat Anda frustrasi, marah, atau cemas.

Stres berasal dari dua bagian utama otak Anda: amigdala, yang mengontrol emosi, dan hipotalamus, yang melepaskan hormon stres. Saat Anda stres, amigdala memberi sinyal ke hipotalamus bahwa Anda merasa ada penyebab kesusahan. 

Hipotalamus kemudian menerima pesan itu dan melepaskan banjir hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, untuk mengaktifkan respons tubuh melawan atau lari. Ini juga memiliki efek meningkatkan detak jantung, napas, dan tekanan darah Anda, kata Holly Schiff, PsyD, psikolog klinis berlisensi di Jewish Family Services of Greenwich.

Stres merupakan cara tubuh memberi tahu Anda bahwa ia sedang dalam ketakutan atau kesakitan, baik itu dari sumber nyata atau imajinasi. Menurut psikolog klinis Jaime Zuckerman, PsyD, stres dapat disebabkan oleh masalah keuangan, masalah hubungan, peristiwa traumatis seperti kematian orang yang dicintai, pekerjaan atau sekolah serta konflik keluarga. Stres juga bisa datang dari hal-hal yang membuat Anda senang.

"Meskipun stresor biasanya negatif, apa pun yang menuntut Anda bisa stres - bahkan hal-hal positif, seperti menikah, kuliah, atau menerima promosi," kata Schiff, seperti dilansir dari laman Insider.

Jenis-jenis stres, terdiri dari Eustress yaitu suatu bentuk stres positif yang berasal dari tugas-tugas yang berharga tetapi menantang. Ini menghasilkan rasa pencapaian.

Stres akut berupa reaksi langsung dan intens terhadap suatu peristiwa seperti wawancara kerja atau mendapatkan tilang. 

Stres akut episodik terjadi ketika seseorang mengalami serangan stres akut yang berulang. Ini sering menyebabkan mereka khawatir berlebihan atau mudah marah.

Terakhir stres kronis yang  merupakan stres berkelanjutan yang menjadi begitu umum hingga terasa "normal". Jenis stres ini dapat menyebabkan konsekuensi paling serius bagi kesehatan Anda. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius yang mungkin termasuk kegelisahan, penyakit jantung, serangan jantung, insomnia, sakit kepala, stroke, kanker, bunuh diri, dan perilaku kekerasan

Stres dapat bermanifestasi dalam berbagai cara. Menurut Zuckerman dan Schiff, ini adalah beberapa gejala stres yang harus diwaspadai:

1. Gejala emosional seperti, kesedihan, kegelisahan, depresi, gugup, merasa putus asa atau tidak berdaya, sifat lekas marah dan marah.

2. Gejala kognitif seperti khawatir, kelupaan, kurang konsenterasi, pembicaraan diri yang negatif, rendah diri, pikiran yang berpacu, dan membandingkan diri sendiri.

3. Gejala perilaku meliputi kebiasaan tidur yang buruk, makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, peningkatan penggunaan zat, isolasi sosial, peningkatan perfeksionisme di tempat kerja atau sekolah, hingga berdebat dengan orang tersayang.

4. Gejala fisik meliputi gemetar, berkeringat, kehilangan gairah seks seks, detak jantung cepat, pernapasan dangkal, nyeri sendi dan otot, sering sakit atau infeksi, dan kelelahan.

Karena stres tidak hanya memengaruhi kesehatan mental Anda, tetapi juga kesehatan fisik Anda, sangat penting untuk mengelola kondisi tersebut, terutama jika Anda mengalami salah satu gejala di atas. 

Menurut Schiff, cara mengelola stres Anda meliputi terapi perilaku-kognitif, perawatan yang berfokus pada mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif, meditasi, akupunktur, tetap aktif, istirahat, mandi, peregangan dan menggambar.

Misalnya, dalam sebuah penelitian, para peneliti membandingkan 12 sesi akupunktur mingguan dengan prosedur plasebo pada stres siswa di kampus perguruan tinggi perkotaan yang besar. Pada 12 minggu pasca perawatan, kelompok yang menerima akupunktur menunjukkan penurunan tingkat stres yang dirasakan.

Menurut Zuckerman, Anda harus menemui dokter atau ahli kesehatan mental untuk mengatasi stres Anda jika mengganggu fungsi sehari-hari Anda, seperti tidur dan bekerja, Anda memiliki riwayat depresi atau kecemasan, Anda memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri, Anda memiliki perasaan tidak berdaya dan putus asa, Anda menggunakan atau menyalahgunakan zat sebagai mekanisme koping penghindaran, dan Anda memiliki rasa sakit fisik yang tidak memiliki akar penyebab dan/atau tidak hilang.

Stres adalah hal biasa, dan Anda dapat mempelajari cara untuk mengatasinya. Anda mungkin perlu mencari bantuan medis untuk mengelola stres yang sedang berlangsung. Seorang dokter atau profesional kesehatan mental dapat membantu Anda menentukan penyebab stres Anda dan bekerja sama dengan Anda untuk membuat rencana manajemen stres yang tepat.