13 Kebiasaan Aneh yang Dilakukan Orang-orang Cerdas (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (13 Kebiasaan Aneh yang Dilakukan Orang-orang Cerdas - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

7. Melamun

Meskipun para ilmuwan sebelumnya menyatakan kebiasaan melamun secara negatif mempengaruhi kinerja otak, namun penelitian baru menunjukkan sebaliknya.

Sebuah studi dari University of California menemukan bahwa ketika subjek diberi tugas yang banyak, subjek yang beristirahat sejak menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.

Para peneliti menyebut fenomena ini artinya memberi 'masa inkubasi' pada otak. Dengan cara membiarkannya sejenak tanpa pemikiran hal-hal yang berat. Sehingga membantu meningkatkan dalam pemecahan masalah dan kreativitas.

8. Suka Bicara Sendiri

Selain suka mengkritik diri sendiri, orang cerdas juga kerap berbicara sendiri, baik di dalam hati maupun tulisan. Hal ini dikemukakan dari penelitian University of Wisconsin and the University of Pennsylvania.

Kebiasaan ini tanpa disadari bisa meningkatkan daya ingat dan memperkuat ketajaman kerja otak. Orang yang suka bicara sendiri tentu sering dianggap gila, padahal bisa jadi itu justru kebiasaan yang jenius.

"Dengan menyuarakan nama-nama objek yang sudah dikenal, seseorang akan mengaktifkan properti visual yang ada di dalam otak. Hal ini membantunya untuk lebih mudah menemukan kata tersebut saat membutuhkannya," kata peneliti Gary Lupyan.

9. Suka Habiskan Waktu Sendiri

Peneliti Norman P. Li (Singapore Management University) dan Satoshi Kanazawa (The London School of Economics and Political Science) pernah mengungkapkan bahwa kerumunan membuat orang cerdas tidak nyaman.

"Mereka yang memiliki kecerdasan lebih cenderung tidak menghabiskan begitu banyak waktu bersosialisasi, karena mereka fokus pada hal lain yang lebih memiliki efek jangka panjang," kata Carol Graham, seorang peneliti Brookings Institution yang ikut berpendapat.

Kemudian, dalam penelitian yang berjudul 'Country roads, take me home... to my friends: How intelligence, population density, and friendship affect modern happiness' tersebut, orang dengan cerdas ternyata lebih senang untuk 'me time' atau menghabiskan waktu sendiri.

10. Mengakui Kesalahan

Kebiasaan satu ini merupakan bekal yang harus dimiliki banyak orang namun seringkali dilupakan. Kebanyakan orang cenderung merasa benar dibanding mengakui salah meski berada di posisi yang salah.

Berbeda dengan orang yang memiliki IQ tinggi, mereka memiliki otak yang mampu memahami sudut pandang orang lain dan tidak takut untuk mengakuinya.

11. Bemalas-malasan

Bermalas-malasan menjadi tanda kecerdasan seseorang, apakah benar? Hal ini dapat dijawab oleh sebuah penelitian dari tahun 2016 di Florida Gulf Coast University.

Penelitian melibatkan 60 siswa menjadi dua kelompok, pemikir (orang cerdas) dan bukan pemikir. Kemudian peneliti memantau aktivitas fisik para siswa selama satu minggu.

Hasilnya menemukan bahwa bukan pemikir jauh memiliki kegiatan yang lebih banyak secara fisik dibandingkan oleh para pemikir.Hal ini dimungkinkan karena orang cerdas lebih mudah puas dengan menghibur diri mereka sendiri secara mental. Sementara mereka yang bukan berpikir cenderung lebih mudah bosan dan tidak suka mengasosiasikan stimulasi mental.

12. Suka Bermeditasi

Menurut penelitian New England Journal of Medicine, meditasi dapat membantu meningkatkan kecerdasan seseorang. Mulai dari kemampuan untuk menjadi lebih kreatif, inovatif, hingga visioner.

Seorang peneliti menemukan bahwa orang yang menggunakan pelatihan gelombang otak (suatu bentuk meditasi tertentu) memperoleh peningkatan IQ hingga rata-rata 23 persen dan peningkatan ini bertahan setahun kemudian dalam studi lanjutan.

Selain itu, mereka yang suka bermeditasi bahkan menunjukkan peningkatan dalam kreativitas dan konsentrasi. Studi lain juga menyebut bahwa meditasi 20 menit sehari, membantu meningkatkan daya ingat, kognisi, dan mengurangi tingkat stres.

13. Meja Belajar Berantakan

Penelitian dari University of Minnesota, seseorang dengan meja belajar yang berantakan disebut lebih banyak melahirkan ide kreatif dibandingkan dari mereka dengan meja belajar yang rapi.

Peneliti dari Duke University Talent Identification Program (TIP) Jonathan Wai menyebut bukan suasana berantakan yang membangkitkan jiwa kreativitas seseorang. Namun, kreativitas yang ada di dalam diri seseorang itulah yang menyebabkan suasana sekitarnya menjadi berantakan.

"Orang-orang seperti itu cenderung tenggelam dalam pemikiran yang berfokus pada suatu permasalahan. Jadi, kebersihan menjadi kurang penting diperhatikan karena terlalu sibuk untuk menyelesaikan suatu masalah," kata Jonathan.