Refluks asam lambung terjadi saat isi lambung naik ke kerongkongan, organ berbentuk tabung yang menghubungkan mulut dan perut. Hampir semua orang pernah merasakan refluks asam lambung dan umumnya ini tidak berbahaya.
Namun, refluks asam lambung yang cukup sering bisa menjadi indikasi dari suatu kondisi yang dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease atau GERD.
Pada dasarnya, refluks asam lambung sendiri bukanlah sesuatu yang mengancam nyawa. Akan tetapi, refluks yang cukup sering dan tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang bisa berbahaya. Dirangkum dari Healthline dan Verywell Health, inilah komplikasi serius dari asam lambung yang tidak diobati.
1. Asma
Sekitar 80 persen orang dengan asma juga memiliki GERD, dibandingkan dengan 20 persen dari populasi umum. Asam lambung berkontribusi pada gejala asma karena mengikis lapisan saluran napas, yang memicu batuk terus-menerus, bahkan memicu refleks saraf yang menyebabkan sesak napas.
Obat untuk asma juga dapat memperburuk refluks asam. Apabila seseorang memiliki asma sekaligus masalah asam lambung, orang tersebut mungkin tidak merespons dengan baik obat-obatan yang bertujuan untuk mengendalikan setiap kondisi. Kendati demikian, mengendalikan GERD dapat membantu meringankan gejala asma.
2. Esofagitis
Refluks asam yang terus menerus dapat memicu inflamasi di kerongkongan. Kondisi ini dikenal sebagai esofagitis dan membuat seseorang kesulitan menelan. Gejala lain dari esofagitis meliputi: Sakit tenggorokan, suara serak, dan maag.
Esofagitis yang dibiarkan dapat berkembang menjadi tukak dan striktur esofagus. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.
3. Tukak esofagus
Asam lambung bisa menyebabkan kerusakan lapisan kerongkongan, yang memicu tukak yang menyakitkan. Jenis tukak ini dikenal sebagai tukak esofagus.
Gejala dari tukak esofagus mencakup: Sensasi terbakar di area dada, gangguan pencernaan, perasaan nyeri saat menelan, mual, maag, tinja berdarah.
4. Striktur esofagus
GERD yang dibiarkan dan tidak ditangani dapat menyebabkan inflamasi serta pertumbuhan jaringan parut dan abnormal di esofagus. Ini dapat berdampak pada penyempitan kerongkongan.
Kondisi ini dikenal sebagai striktur esofagus dan sering membuat aktivitas menelan jadi terasa sulit dan menyakitkan. Striktur esofagus juga dapat membuat makanan dan cairan sulit mengalir dari kerongkongan ke perut, serta menyebabkan pernapasan terasa menyempit.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan makanan padat tersangkut di kerongkongan sehingga meningkatkan risiko tersedak. Lebih lanjut, kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan gizi dan dehidrasi.
5. Pneumonia aspirasi
Asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut berisiko terhirup ke dalam paru-paru. Ini kemudian dapat memicu pneumonia aspirasi, suatu infeksi paru-paru yang memiliki gejala: Demam, batuk, sesak napas, mengi, dada terasa sakit, kelelahan, warna kulit jadi kebiruan.
Pneumonia aspirasi bisa menjadi serius dan bahkan menyebabkan kematian apabila dibiarkan terus.
6. Esofagus Barrett
Kerusakan pada kerongkongan sebagai akibat dari refluks asam lambung dapat menyebabkan perubahan sel pada lapisan kerongkongan, kondisi ini dikenal sebagai esofagus Barrett. Pada kondisi ini, sel-sel skuamosa yang melapisi esofagus bagian bawah digantikan oleh sel-sel kelenjar yang mirip dengan yang melapisi usus.
Esofagus Barrett terjadi pada sekitar 10 hingga 15 persen individu dengan GERD. Kondisi ini memengaruhi laki-laki dua kali lebih sering daripada perempuan.
7. Kanker kerongkongan
GERD meningkatkan risiko terjadinya jenis kanker kerongkongan tertentu, yang dikenal sebagai adenokarsinoma kerongkongan. Kanker ini menyerang bagian bawah kerongkongan yang menyebabkan gejala yang meliputi: Sulit menelan, berat badan menurun, dada terasa sakit, batuk, gangguan pencernaan, maag.
Pada tahap awal, kanker kerongkongan biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Orang-orang dengan kanker kerongkongan biasanya baru melihat gejala setelah kanker berkembang ke stadium yang lebih lanjut.
Setelah mengetahui komplikasi apa saja yang mungkin dialami oleh orang dengan asam lambung, harapannya kamu yang sering mengalami refluks asam lambung tidak menyepelekan kondisimu.
Segera mengobati refluks asam dapat membantu mengurangi kemungkinan kondisi berkembang menjadi lebih serius atau mengancam jiwa. Kamu juga dapat mengurangi refluks asam dengan mengadopsi kebiasaan sehat, seperti menjaga makan, cukup istirahat, olahraga teratur, dan hindari stres. Dan yang tak kalah penting, selalu ikuti anjuran dokter, ya!