BIBLIOTIKA - Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan yang berkembang dan menyebar luas di wilayah tropis, Asia, Australia, Madagaskar, serta kepulauan samping barat Samudera pasifik, juga Indonesia. Di Indonesia, pohon dan buah bintaro kadang disebut dengan nama kayu gurita, babuto, atau mangga laut. Sementara bahasa Inggris menyebutnya sea mango.
Pohon bintaro sering dijadikan tanaman peneduh jalan, karena termasuk tumbuhan yang kuat atau tidak mudah layu/mati. Selain itu, pohon bintaro dapat tumbuh hingga setinggi 12 meter, dengan daun-daun yang rimbun, mirip pohon mangga. Sedangkan buahnya berbentuk bulat mirip telur, dengan ukuran 5-10 cm, dan berwarna merah tua saat telah matang.
Buah bintaro terdiri dari 8% biji serta 92% daging buah. Bijinya terdiri dari 14% cangkang serta 86% daging biji. Biji bintaro memiliki kandungan minyak sekitar 35-50%. Semakin kering biji bintaro, semakin banyak pula kandungan minyaknya. Minyak tersebut juga termasuk jenis minyak nonpangan, di antaranya asam palmitat (22,1%), asam stearat (6,9%), asam oleat (54,3%), serta asam linoleat (16,7%).
Meski dari luar buah bintaro tampak seperti buah lain umumnya, namun buah ini tergolong berbahaya. Buah bintaro mengandung racun yang mematikan, yang disebut cerberin. Jika racun tersebut tertelan, dampaknya bisa berbahaya, karena dapat menyebabkan denyut jantung berhenti. Karena itu pula, buah bintaro bukan buah yang dapat dikonsumsi secara sembarangan.
Suku Dayak dan Banjar kerap menggunakan racun yang terdapat dalam buah bintaro untuk membunuh tikus atau hewan/serangga lain, atau digunakan untuk berburu dengan mengoleskannya pada ujung anak panah. Sebegitu beracun buah dan pohon bintaro, hingga asap yang berasal dari pembakaran daun serta ranting kayu bintaro dapat menyebabkan dampak keracunan pada manusia dan hewan.
Karena mengandung racun berbahaya, dan bisa dibilang tidak memiliki nutrisi, buah bintaro pun tidak dimakan. Meski begitu, buah bintaro masih memiliki manfaat, meski di luar urusan kesehatan. Berikut ini di antara manfaat yang dapat diambil dari buah bintaro.
Bahan pembuatan minyak
Seperti yang disebut di atas, biji buah bintaro memiliki kandungan minyak. Jika dibandingkan dengan biji jarak, biji buah bintaro memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi. Melalui beberapa pemrosesan, 1 kg minyak dapat dihasilkan dari 1,8 kg biji bintaro yang telah kering. Minyak tersebut bisa digunakan sebagai pengganti minyak tanah untuk kompor.
Cara pemrosesan biji buah bintaro untuk dibuat minyak juga tergolong mudah. Berikut ini langkah-langkahnya.
Pertama, keringkan biji bintaro di bawah terik matahari. Setelah itu, tumbuk atau giling, kemudian dipres hingga minyaknya keluar. Jika tercampur kotoran, saring minyak tersebut. Atau, diamkan selama satu atau dua malam sampai kotoran yang tercampur mengendap terlebih dulu. Setelah itu, minyak pun sudah siap dipakai.
Mengusir tikus
Buah bintaro mengandung toksin atau racun cerberin yang dapat berakibat fatal jika tertelan. Tikus memiliki penciuman yang tajam terhadap racun tersebut. Karenanya, tikus akan menjauhi buah bintaro, karena menyadari bahaya yang dikandungnya.
Karena itu pula, Anda bisa mengusir tikus dari rumah dengan cara mudah, yaitu dengan meletakkan buah bintaro di tempat-tempat yang biasa didatangi tikus. Meski Anda juga harus memastikan orang di rumah, terutama anak-anak, tidak sampai menyentuh apalagi memakan buah tersebut.
Baca juga: Tips Pintar Memilih dan Menyimpan Buah