Harta 62 Orang Ini Setara dengan Separuh Kekayaan Dunia

Harta 62 Orang Ini Setara dengan Separuh Kekayaan Dunia

BIBLIOTIKA - Salah satu persoalan klasik di dunia adalah kesenjangan antara si kaya dengan si miskin. Karena itu pula, sampai muncul kalimat terkenal yang seolah menjadi pepatah, berbunyi, “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.”

Pepatah itu makin terbukti kebenarannya setelah Oxfam America melakukan riset menyangkut kekayaan, dan menemukan bahwa 62 orang memiliki nilai kekayaan yang setara dengan separuh kekayaan dunia.

Oxfam adalah lembaga riset anti-kemiskinan. Mereka aktif melakukan riset-riset yang terkait dengan ekonomi dunia, termasuk jumlah harta kekayaan di berbagai negara. Dalam riset yang dirilis pada awal Januari 2017, Oxfam menyebut bahwa 62 orang super kaya di dunia memiliki harta kekayaan yang setara dengan separuh populasi masyarakat miskin dunia.

Lebih spesifik, Oxfam menyebut 8 orang terkaya dunia memiliki kekayaan yang total nilainya setara dengan 3,6 miliar penduduk bumi. Delapan orang superkaya yang dimaksud adalah Bill Gates, Warren Buffet, Carlos Slim, Mark Zuckerberg, Amancio Ortega, Larry Ellison, dan Michael Bloomberg. Total kekayaan mereka mencapai US$426 miliar atau Rp5.699,63 triliun.

Paul O’Brien, Vice President for Policy and Campaign, menyatakan, “Ketimpangan ini menjebak jutaan orang dalam kemiskinan, meretakkan kehidupan masyarakat, dan meracuni kehidupan politik.”

Dalam laporan yang dirilis, Oxfam menyatakan bahwa total kekayaan orang-orang superkaya meningkat tajam dalam lima tahun terakhir, hingga tahun 2015. Sebagai ilustrasi, pada 2010, dibutuhkan 388 miliuner dunia untuk menyamai separuh dari populasi masyarakat miskin dunia. Tetapi, sekarang, jumlah itu menyusut menjadi hanya 62 orang.

Paul O’Brien menyatakan bahwa World Economic Forum memang telah mengidentifikasi peningkatan ketimpangan ekonomi sebagai masalah stabilitas sosial. Namun, Oxfam melihat masalahnya bertambah buruk. “Sementara para pemimpin dunia berlomba-lomba untuk mengurangi kesenjangan sosial, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin lebar,” ujarnya.

Dalam laporan yang dirilis Oxfam juga disebutkan, bahwa 7 dari 10 orang hidup di negara yang ketimpangan ekonominya memburuk selama tiga dekade terakhir. Lebih dari 25 tahun silam, 1 persen orang paling kaya meraih pendapatan lebih tinggi daripada 50 persen orang-orang yang berada di kalangan bawah. Kini, persentasenya makin memburuk.

Paul O’Brien pun menyimpulkan, “Masalah pendapatan dan kekayaan sudah memberikan sinyal merah.”