Donald Trump Mengajak Bill Gates Menutup Internet di AS
BIBLIOTIKA - Pada masa kampanye presiden di Carolina Selatan, AS, Donald Trump pernah menyatakan pemikirannya, bahwa internet menimbulkan dampak buruk, setidaknya untuk Amerika Serikat. Karena itu pula, dia ingin menyetop akses internet di Amerika.
Donald Trump mengatakan, bahwa aksi terorisme, pembunuhan massal, dan segala macam kekacauan di AS, semata-mata disebabkan oleh jaringan internet yang memudahkan komunikasi, koordinasi, dan provokasi. “Kita kehilangan banyak orang karena internet,” ujarnya waktu itu.
Karena itu pulalah, Trump ingin menjalankan rencananya, yaitu menyetop akses internet. Dan untuk mewujudkan tujuan itu, dia akan meminta bantuan salah satu petinggi perusahaan TI, Bill Gates.
“Kita lihat Bill Gates dan orang-orang lain paham keadaan saat ini (dampak teknologi internet),” ujar Donald Trump. “Kita harus bicara pada mereka, mungkin dalam beberapa sektor, untuk menutup akses internet.”
Donald Trump, yang dicalonkan menjadi presiden oleh Partai Republik itu memang terkenal suka blak-blakan saat berbicara, bahkan cenderung kontroversial. Idenya untuk menutup akses internet tentu akan mendapat tentangan dari banyak orang. Tetapi Donald Trump tidak gentar. Dia justru mengatakan, “Beberapa orang akan mengatakan ‘oh freedom of speech, freedom of speech’, Mereka orang-orang dungu.”
Sekarang, ketika akhirnya Donald Trump terpilih menjadi presiden, apakah dia akan mewujudkan rencananya? Apakah dia benar-benar akan menghentikan akses internet di Amerika Serikat?
Meski mungkin pertanyaan itu terdengar naif, tapi kenyataannya ada sebagian orang yang mulai ikut memikirkannya. Shervin Pishevar, seorang investor ternama di industri teknologi, adalah salah satu orang yang paling keberatan dengan terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS.
Sebagai orang yang bergelut di bidang teknologi, Shervin Pishevar dekat dengan lingkungan Silicon Valley, yang merupakan markas perusahaan-perusahaan raksasa internet. Silicon Valley berada di wilayah California, yang merupakan negara bagian AS. Jika Donald Trump benar-benar mewujudkan misinya untuk menyetop akses internet, maka Silicon Valley jelas akan terdampak. Karena di sana ada perusahaan-perusahaan besar semacam Google, Facebook, dan lain-lain.
Shervin Pishevar pun kemudian menyatakan pemikirannya, agar California menjadi negara sendiri di luar AS. Pemikiran itu ia nyatakan melalui akun Twitter personalnya, dengan kalimat berikut ini.
1/ If Trump wins I am announcing and funding a legitimate campaign for California to become its own nation.
— Shervin (@shervin) November 9, 2016
We are in extremely dangerous times. Hatred emboldened by absolute power that if unchecked will shake the very firmaments of America.
— Shervin (@shervin) November 9, 2016
Selama ini, Shervin Pishevar dikenal sebagai investor awal layanan ride-sharing raksasa, Uber. Ia sering berperan sebagai angel investor untuk startup teknologi yang baru lahir. Jika rencananya untuk memisahkan California dari AS disetujui banyak pihak, ia menyatakan siap membantu mendanai rencana tersebut.
Lagi pula, orang-orang California juga tidak perlu terlalu khawatir mengenai nasibnya kelak, khususnya terkait ekonomi. Selama ini, California telah menjadi kawasan ekonomi terbesar keenam di dunia berkat perkembangan bisnis teknologinya.
Jadi, kalau kelak Donald Trump benar-benar akan menutup akses internet di AS atau tidak, setidaknya California tidak akan terlalu terpengaruh, karena sudah lepas dari Amerika Serikat. Tapi mungkinkah rencana Shervin Pishevar akan didukung banyak orang?
Baca juga: Mengapa Capres Amerika Hanya Hillary Clinton dan Donald Trump