Perusahaan-perusahaan Paling Mahal di Dunia

 Perusahaan-perusahaan Paling Mahal di Dunia

BIBLIOTIKA - Bagaimana mengukur harga sebuah perusahaan? Tentu ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengukur harga perusahaan, meliputi aset, keuntungan, harga saham, popularitas brand, dan lain-lain. Semakin besar atau semakin kuat bagian-bagian tersebut, maka perusahaan itu pun semakin mahal. Artinya, jika perusahaan itu dijual seutuhnya, harganya bisa sangat tinggi.

Kriteria mahalnya sebuah perusahaan, salah satunya dilihat dari market value perusahaan tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan melihat harga saham perusahaan, kemudian dikalikan dengan jumlah saham yang mereka miliki. Dengan kata lain, stock price merupakan tanda utama untuk mengukur perusahaan mana yang dapat disebut sebagai perusahaan paling mahal.

Yang patut diperhatikan, membicarakan stock price artinya tidak membahas hal-hal semacam aset fisik yang dimiliki perusahaan, atau tangible asset seperti jumlah pabrik yang dimiliki, luas tanah, kecanggihan mesin yang dimiliki, dan semacamnya.

Yang lebih utama dalam urusan stock price adalah intagible asset yang mereka kuasai, seperti kekuatan brand, reputasi perusahaan, kecakapan inovasi, dan—tentu saja—prospek pertumbuhan bisnis mereka di masa depan. Hal terakhir, prospek perusahaan di masa depan, tampaknya menjadi yang terpenting.

Berdasarkan market value perusahaan, berikut ini adalah daftar perusahaan yang paling mahal di dunia. Perhitungan market value berikut ini dihitung dalam rupiah:
  1. Apple, market value 5.000 triliun
  2. Exxon Mobile, market value 4.080 triliun
  3. PetroChina, market value 2.790 triliun
  4. Microsoft, market value 2.700 triliun
  5. IBM, market value 2.410 triliun
  6. Comm Bank of China, market value 2.460 triliun
  7. Royal Dutch Shell, market value 2.200 triliun
  8. General Electric, market value 2.120 triliun
  9. Chevron, market value 2.110 triliun

Mengapa Apple menjadi perusahaan pertama yang menduduki peringkat sebagai perusahaan paling mahal di dunia?

Kenyataan itu memang cukup mencengangkan, mengingat Apple hanya menjual ipad, Mac, dan iPhone, tapi mereka dapat mengalahkan perusahaan-perusahaan raksasa semacam Exxon dan Chevron. Keunggulan Apple tak bisa dilepaskan dari market value perusahaan tersebut yang naik 100 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir, khususnya pada periode 2002-2012.

Kenaikan market value yang mencapai 100 kali lipat dalam 10 tahun adalah prestasi yang spektakuler. Sebagai gambaran, kalau kita memiliki saham di Apple senilai 10 juta pada 2002, maka jumlah itu telah menjadi 1 miliar pada 2012. Sebagai perbandingan, rata-rata harga emas hanya naik sekitar 5 kali lipat dalam waktu yang sama, sementara rata-rata harga properti naik 6 kali lipat dalam kurun yang sama.

Dari sisi fisik perusahaan, Apple memang bisa dibilang tidak ada apa-apanya dibandingkan perusahaan minyak semacam Exxon yang memiliki ladang minyak luas membentang, serta pabrik-pabrik pengolahan di atas lahan ribuan hektar. Tetapi harga sebuah perusahaan memang lebih ditentukan oleh intangible asset yang dimiliki, dalam hal ini aset pengetahuan yang tak kasatmata, meliputi kecakapan inovasi, desain produk, dan semacamnya.