Mengenal Sapioseksual, Ketertarikan Khusus pada Kecerdasan
BIBLIOTIKA - Istilah sapioseksual muncul pertama kali pada 1998, dan merupakan istilah yang menggambarkan seseorang yang lebih tertarik pada pikiran atau kecerdasan seseorang, daripada hal lain semisal tampilan fisik atau semacamnya. Urban Dictionary mendefinisikan sapioseksual sebagai orang yang menganggap kecerdasan adalah hal paling menarik saat menyukai orang lain. Hal paling sederhana dari sapioseksual adalah mencari pasangan yang mampu memberi percakapan menarik.
Diana Raab, PhD, seorang psikolog transpersonal, menyatakan bahwa otak adalah organ seks yang terpenting. Orang-orang yang menjadi sapioseksual cenderung didominasi oleh otak mereka, termasuk saat tertarik pada seseorang, dan karena itu pula mereka lebih menyukai wawasan orang lain daripada faktor lainnya. Seorang sapioseksual akan menyukai lawan jenis yang cerdas, dan sama sekali tidak tertarik pada orang yang mereka anggap bodoh.
Pustakawan, guru, dosen, ilmuwan, dan orang-orang yang terlibat dalam lembaga pembelajaran, sering menjadi sasaran orang sapioseksual. Dalam The Sexy Big Book of Erotica, Bix Warden menulis dalam pengantar tentang bagaimana pustakawan sering ditampilkan dalam fantasi orang sapioseksual.
Bix Warden setuju bahwa otak adalah organ terseksi dalam tubuh, dan ia juga mengatakan bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang seksi. Meski Anda tidak perlu menjadi seorang pustakawan untuk menjadi seksi, ia menyatakan bahwa pustakawan biasanya cerdas dan seksi, membaca banyak jenis tulisan, dan dapat diajak bicara tentang banyak hal.
Sebenarnya, seorang sapioseksual masih tertarik pada aroma, suara, dan aspek visual lainnya, yang lebih mudah terlihat. Namun, kecerdasan seseorang menjadi nilai utama bagi mereka dalam menyukai orang lain. Jika ternyata orang lain tidak secerdas yang mereka bayangkan, minat terhadap orang itu pun akan memudar.
Mark Banschick, M.D., seorang pakar psikologi, menyatakan bahwa kepribadian seorang individu sangat penting agar terlihat seksi. Dia menggunakan dialog Plato dalam The Symposium sebagai contoh. Karakter utama, Socrates, tidak mempunyai uang, tidak memiliki jabatan, namun dia memiliki karisma dan kecerdasan yang cemerlang. Hal itu bisa menjadi bukti bahwa sifat hubungan istimewa tidak berubah selama bertahun-tahun.
Kecerdasan seseorang juga dapat mempengaruhi beberapa faktor lain, seperti sperma yang sehat pada pria, dan gairah seks yang tinggi. Wanita sapioseksual menyukai pria cerdas, karena berkorelasi dengan sperma yang sehat, dan memilih pasangan yang cerdas berarti memiliki kesempatan besar untuk bereproduksi.
Sementara pria sapioseksual lebih menyukai wanita cerdas, daripada wanita seksi tapi bodoh. Wanita cerdas akan membuat pria selalu penasaran untuk menelusuri pemikiran-pemikirannya. Bagi pria sapioseksual, menghabiskan waktu bersama wanita yang tidak bisa mengimbangi percakapan adalah sesuatu yang sangat berat.