Penjara Mewah Gembong Narkotika Brasil di Paraguay
BIBLIOTIKA - Jika umumnya penjara adalah tempat yang tidak menyenangkan, penjara yang dihuni Jarvis Chimenes Pavao berkebalikan dari itu. Selain luas dan mewah, penjara tersebut juga dilengkapi aneka kebutuhan, termasuk perpustakaan, hingga televisi.
Jarvis Chimenes Pavao adalah pengedar narkoba paling berbahaya di Amerika Selatan, yang tertangkap di Paraguay. Dia diadili untuk kasus kejahatan pencucian uang, dan dimasukkan ke salah satu penjara yang ada di negara tersebut, tepatnya di Lapas Tacumbu. Semula, semua orang mengira keadaan Jarvis di penjara tidak berbeda dengan kondisi para narapidana lain yang menjalani kehidupan tidak menyenangkan seperti umumnya dalam penjara. Tapi ternyata tidak.
Di dalam penjara, Jarvis membangun kehidupan yang sangat mewah. Dia menempati tiga kamar besar yang dilengkapi perpustakaan, ruang konferensi, dan televisi plasma. Gaya hidup mewah dalam penjara itu semula tidak diketahui orang lain di luar penjara, sampai kemudian muncul kabar mengenai keberadaan bom di penjara yang dihuni Jarvis Chimenes Pavao.
Karena kabar keberadaan bom tersebut, polisi pun lalu masuk dan memeriksa tempat Jarvis di penjara, dan terungkaplah kemewahan yang selama ini dinikmati Jarvis di sana.
Di baik jeruji besi tersebut, polisi menemukan tiga sel yang diubah menjadi tiga ruangan layaknya apartemen, lengkap dengan pengatur suhu udara (AC), dinding yang dilapisi keramik, koleksi film—salah satunya kisah tentang Pablo Escobar—sebuah gitar, dan beberapa bola sepak. Di salah satu lemari, polisi menemukan enam pasang sepatu, dan di lemari lainnya terdapat banyak kaus dan kemeja.
Menghadapi kondisi yang “mengejutkan” itu, Jarvis Chimenes Pavao segera mendapat pembelaan dari pengacaranya. Laura Acuso, pengacara Jarvis, balik menyalahkan pemerintah Paraguay atas kondisi nyaman kliennya dalam penjara. Menurut Laura Acuso, korupsi yang menjalar hingga level tertinggi pemerintah membuat kliennya bisa hidup mewah di dalam penjara.
“Enam atau tujuh menteri kehakiman, dan enam atau tujuh pengelola penjara, menerima uang suap dari klien saya,” ujar Laura Acuso saat dikonfirmasi wartawan.
Terkuaknya gaya hidup mewah Jarvis Chimenes Pavao segera menimbulkan dampak bagi sebagian orang. Menteri Kehakiman Paraguay, Carla Bacigalupo, langsung dipecat begitu kabar itu merebak. Dia digantikan Ever Martinez, yang menjanjikan perubahan. Dalam konferensi pers, Ever Martinez menyatakan, “Kami akan menghancurkan sel yang dihuni Jarvis Chimenes Pavao, dan mengambil langkah terhadap direktur lapas yang mengizinkan hal semacam ini terjadi.”
Pemerintah Paraguay juga memutuskan untuk memindahkan Jarvis ke sebuah sel di markas pasukan khusus kepolisian.
Meski kondisi Jarvis Chimenes Pavao jauh berbeda dengan kondisi para narapidana lain yang menjalani kehidupan di penjara dengan tidak menyenangkan, namun dipindahkannya Jarvis ke tempat lain diratapi oleh para narapidana yang ada di sana. Hal itu dilatarbelakangi karena Jarvis dikenal sangat “murah hati” terhadap para narapidana lainnya.
“Dia membiayai pembangunan lapangan sepak bola dan kapel di lapas, serta mempekerjakan beberapa narapidana sebagai pengawalnya,” ujar seorang narapidana yang dihubungi wartawan. “Saya tak tahu apa yang akan terjadi kepada kami tanpa dia di sini.”
Antonio Gonzalez, narapidana lain, menyatakan bahwa Jarvis Chimenes Pavao adalah sosok paling dicintai di penjara yang keras tersebut. Sementara Laura Acuso, pengacara Jarvis, membela sang klien dengan pernyataan, “Dia bukan orang baik. Namun, dia menjalani hukumannya, dan membantu orang lain dengan uang yang diperolehnya secara sah lewat perusahaannya.”
Laura Acuso menambahkan, kliennya juga membayari biaya penginapan para direktur penjara, pembangunan toilet untuk penjaga, renovasi perpustakaan lapas, dan membayar gaji juru masak penjara.
Lalu bagaimana dengan bom yang dikabarkan ada di penjara Jarvis? Bom itu benar-benar ditemukan di sana. Namun, saat polisi melakukan penyelidikan, mereka menduga bahwa bom tersebut adalah ulah Jarvis sendiri yang bermaksud membuat lubang untuk melarikan diri dari penjara.