Perjalanan Mencari dan Menemukan Cinta (8)

  Perjalanan Mencari dan Menemukan Cinta

BIBLIOTIKA - Di antara semua baju yang saya miliki, hanya ada tujuh baju yang paling saya sayangi dan paling sering saya pakai kemana pun. Apa alasannya? Karena hanya tujuh baju itulah yang paling terasa pas di badan saya dan yang paling terasa enak dan nyaman saat saya pakai. Dan kalau saya disuruh memilih satu di antara tujuh baju itu, maka ada satu baju yang paliiing saya sukai dan baju inilah yang juga paling sering saya pakai.

Apa yang membedakan tujuh baju itu dengan baju-baju yang lainnya yang saya miliki? Jawabannya jelas; ya itu tadi, tujuh baju itulah yang paling enak dipakai di antara sekian banyak baju-baju saya yang lain.

Apakah baju-baju yang paling enak dipakai itu memiliki bentuk dan model yang lebih bagus dibandingkan dengan baju-baju saya yang lain? Tidak! Apakah baju-baju saya yang enak dipakai itu memiliki corak dan warna yang lebih keren dibanding dengan baju-baju saya yang lain? Juga tidak! Hanya satu alasannya; yakni tujuh baju itulah yang paling terasa pas di badan saya dan yang paling terasa nyaman saat saya kenakan.

Hukum jual beli yang jujur (ada harga ada rupa) itu memang benar. Dan yang dimaksud ‘rupa’ di sini bukan hanya ‘rupa’ wujud fisiknya semata-mata yang bisa dilihat, melainkan juga ‘rupa’ dari wujud yang tak bisa dilihat, yakni rasa nyaman, perasaan enak dan kepuasan saat memakainya.

Baju-baju yang bermutu terasa semakin nyaman dipakai jika semakin sering dipakai. Inilah perbedaan paling fundamental antara baju berkualitas dengan baju obral di pinggir jalan yang murahan.

Baju-baju yang nyaman dipakai itu mungkin terlihat begitu lusuh karena seringnya dipakai, mungkin warnanya sudah mulai memudar karena bertahun-tahun terkena guyuran hujan dan sengatan matahari saat dikenakan, tetapi kainnya tetap awet, tak mudah robek, dan, ya itu tadi...enak dipakai, nyaman di badan dan terasa selalu pas saat dikenakan! Sekali lagi, kita bukan sedang membicarakan merek atau konsumerisme, melainkan tentang idealisme dalam memilih baju!

Tapi jangan lupa, standar ukuran dalam memilih baju ini sangat beragam dan jelas tak bisa diseragamkan. Masing-masing orang memiliki standarnya sendiri-sendiri dan masing-masing orang juga tak bisa memaksakan standarnya kepada orang lain. Artinya, pilihan yang baik bagi saya belum tentu juga baik bagimu, ukuran yang cocok bagi saya belum tentu cocok pula bagimu. Satu hal yang lebih pasti lagi adalah; ukuran tubuh masing-masing orang berbeda, karena itu pulalah, pilihan baju pada masing-masing orang juga berbeda.

Nah, kalau soal ukuran saja sudah memiliki kemungkinan untuk berbeda, apalagi untuk hal yang lainnya? Soal kesukaan dalam memilih warna, corak, motif, model, bentuk dan segala macam menyangkut baju jelas berbeda pada tiap orang. Saya mungkin bisa mengatakan bahwa saya paling cocok memakai kemeja. Tapi kau mungkin lebih suka baju lengan pendek. Saya mungkin bisa bilang merek Anu adalah yang paling top. Tapi kau jelas punya pilihan sendiri dan barangkali kau lebih cocok dengan merek lain. Saya mungkin bisa mengatakan baju berwarna gelap yang paling bagus saat dipakai. Mungkin kau sebaliknya; kau lebih menyukai baju yang berwarna terang dan cerah.

Nah, masing-masing orang punya pilihan sendiri-sendiri, dan masing-masing orang tak bisa memaksakan pilihannya kepada orang lain. Masing-masing orang punya standar pilihan sendiri dan masing-masing orang tak bisa memaksakan standar pilihannya kepada orang lain. Karena meski berbeda dalam standar, selera dan dalam pilihan, tapi yang menjadi tujuan tetaplah satu, yakni mencari baju yang paling tepat, yang paling cocok, yang paling baik dan yang paling enak serta nyaman saat dipakai dan dikenakan!

Baca lanjutannya: Perjalanan Mencari dan Menemukan Cinta (9)