Mengenal Pantun

Mengenal Pantun

BIBLIOTIKA - Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak dua-dua, dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan atau kalimat. Terkadang membentuk pola sajak a-b-a-b, atau a-a-a-a. Kadang pula membentuk pola sajak a-a-b-b. Dua baris pertama disebut sampiran, sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun.

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun memiliki peran sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar atau berbicara. Selain itu, pantun juga melatih orang untuk memahami bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Pantun terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya adalah Pantun Nasihat, Pantun Jenaka, Pantun Pujian, Pantun Teka-teki, Pantun Agama, dan lain-lain. Dalam serial artikel mengenai pantun kali ini, BIBLIOTIKA telah menyusun 250 (dua ratus lima puluh) pantun nasihat yang dibagi ke dalam delapan bagian, yakni Pantun Seputar Belajar dan Sekolah, Pantun Seputar Keutamaan Ilmu, Seputar Hormat pada Orangtua, Seputar Kejujuran dan Kebaikan Hati, Seputar Kawan dan Persahabatan, Seputar Akhlak dan Sikap yang Baik, Seputar Pelajaran Hidup, serta Seputar Iman dan Ajaran Agama.

Di dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, pantun merupakan jenis sastra lisan yang sangat populer. Penggunaan pantun hampir merata di setiap kalangan, baik tua-muda, lelaki-perempuan, kaya-miskin, pejabat-rakyat biasa, dan lain-lain. Orang Melayu biasa bercakap atau saling bercanda dengan menggunakan pantun yang biasanya dilakukan dengan sahut-menyahut.

Sebagai bagian dari kekayaan budaya, pantun adalah bentuk sastra tradisional yang sangat luwes, karena bisa digunakan dalam suasana apa pun. Hingga tidak salah jika orang menyatakan, “Di mana orang berkampung, di sana pantun bersambung. Di mana ada nikah kawin, di sana pantun dijalin. Di mana orang berunding, di sana pantun bersanding. Di mana orang bermufakat, di sana pantun diangkat. Di mana ada adat dibilang, di sana pantun diulang. Di mana tradisi di bahas, di sana pantun dilepas.”

Selamat berpantun.